Indonesia -Dengan kekayaan sumber daya alam yang melimpah, telah lama
menjadi pengekspor bahan mentah ke pasar global. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah mendorong hilirisasi industri sebagai strategi untuk meningkatkan nilai tambah produk domestik dan memperkuat perekonomian nasional. Hilirisasi industri adalah proses pengolahan bahan mentah menjadi produk setengah jadi atau jadi sebelum diekspor, dengan tujuan meningkatkan nilai ekonomis dan menciptakan lapangan kerja di dalam negeri.
Salah satu sektor yang menjadi fokus hilirisasi adalah pertambangan, khususnya nikel. Indonesia merupakan salah satu produsen nikel terbesar di dunia, dan pemerintah telah memberlakukan larangan ekspor bijih nikel mentah untuk mendorong investasi dalam fasilitas pengolahan dan pemurnian di dalam negeri. Kebijakan ini bertujuan memastikan bahwa Indonesia tidak hanya menjadi pemasok bahan mentah, tetapi juga pemain utama dalam rantai pasokan global untuk produk bernilai tambah tinggi, seperti baterai kendaraan listrik.
Selain sektor pertambangan, hilirisasi juga diterapkan dalam industri kelapa sawit. Pengolahan minyak sawit mentah menjadi produk turunan seperti oleokimia dan biodiesel, Indonesia dapat meningkatkan daya saing produk di pasar internasional dan mengurangi ketergantungan pada ekspor bahan mentah. Langkah ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dan berkelanjutan.
Namun implementasi hilirisasi industri di Indonesia tidak tanpa tantangan. Keterbatasan infrastruktur, kebutuhan investasi yang besar, dan kurangnya tenaga kerja terampil menjadi
beberapa hambatan yang perlu diatasi. Selain itu perubahan kebijakan yang tiba-tiba dapat menimbulkan ketidakpastian bagi investor. Oleh karena itu diperlukan kerangka regulasi yang konsisten dan dukungan pemerintah dalam bentuk insentif untuk menarik investasi dan memastikan keberhasilan program hilirisasi.
Dampak positif dari hilirisasi industri mulai terlihat dalam perekonomian Indonesia. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2022 mencapai 5,31%, didorong oleh peningkatan produksi industri pengolahan. Selain itu, kontribusi sektor industri pengolahan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) meningkat, menunjukkan bahwa hilirisasi mulai memberikan hasil yang diharapkan.
Dalam sebuah wawancara, Dr. Saleh Husin, Menteri Perindustrian periode 2014-2016, menekankan pentingnya hilirisasi dalam industri sawit Indonesia. Beliau menyatakan bahwa :
"Ekspor minyak sawit mentah (CPO) ke negara lain sering kali diolah
menjadi produk bernilai tambah, yang seharusnya dapat dilakukan di dalam negeri untuk meningkatkan devisa dan menciptakan lapangan kerja" - Ujarnya.
Saleh Husin juga menyoroti bahwa sekitar 62 negara menikmati perdagangan sawit Indonesia, baik dalam bentuk CPO maupun produk setengah jadi, yang seharusnya menjadi peluang bagi Indonesia untuk melakukan hilirisasi di dalam negeri.
Ke depannya Indonesia perlu terus mendorong hilirisasi industri sebagai strategi untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Kolaborasi antara pemerintah, pelaku industri, dan masyarakat menjadi kunci dalam mewujudkan transformasi ekonomi yang diharapkan. Pemanfaatan potensi sumber daya alam secara optimal dan
meningkatkan pengolahan, memperkuat perekonomian meningkatkan masyarakat.
kapasitas Indonesia posisinya
global kesejahteraan
industri dapat dalam dan bagi
Untuk pemahaman lebih lanjut mengenai pentingnya hilirisasi industri, berikut adalah video yang dapat pemirsa simak :
Source : https://youtu.be/xSa1AE6hn2M
Reference :
Badan Pusat Statistik. (2022). Pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2022. Diakses pada 30 Desember 2024, dari https://bps.go.id
Kupang Tribun News. (2024, 5 Maret). Wawancara eksklusif Dr. Saleh Husin: Hilirisasi sawit RI perbanyak nilai tambah. Diakses pada 30 Desember 2024, dari https://kupang.tribunnews.com/2024/03/05/wawancara-eksklusif-dr-saleh-husin- hilirisasi-sawit-ri-perbanyak-nilai-tambah
Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia. (2024). Hilirisasi nikel sebagai langkah awal transformasi dan akselerasi
   perekonomian Indonesia. Diakses pada 30 Desember 2024, https://maritim.go.id/detail/hilirisasi-nikel-sebagai-langkah-awal-transformasi- dan-akselerasi-perekonomian-indonesia
Arif, I. (2018). Nikel Indonesia. Gramedia Pustaka Utama.
dari
Â
Suryanto, E. (2022). Apakah Nikel Indonesia Memiliki Keunggulan Daya Saing di Pasar Internasional?. Ecoplan, 5(2), 110-119.
Purba, J. H. V., & Sipayung, T. (2018). Perkebunan kelapa sawit indonesia dalam perspektif pembangunan berkelanjutan. Masyarakat Indonesia, 43(1).
Ermawati, T., & Saptia, Y. (2013). Kinerja ekspor minyak kelapa sawit Indonesia. Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan, 7(2), 129-148.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H