Mohon tunggu...
Mister Hadi
Mister Hadi Mohon Tunggu... wiraswasta -

Bagi Anda yang tinggal di Bogor/Depok dan sekitarnya dan ingin belajar privat Bahasa Inggris dengan saya, hubungi : 08561802478 (call/WA)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kehadiran Tutut di Trotoar Yasmin Luput dari Perhatian Media

14 Februari 2012   12:24 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:39 1124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kasus jamaah GKI Yasmin yang beribadah di trotoar Jalan KH. Abdullah Bin Nuh Kota Bogor telah menarik perhatian media nasional, bahkan internasional. Indonesia yang katanya sangat bagus toleransi antar pemeluk agama ternyata tidak bisa mengatasi masalah pendirian tempat ibadah ini. Kalau Anda orang Bogor adalah pemandangan tiap hari minggu pagi lalu lintas dialihkan ke jalan Cimanggu karena adanya jamaat yang beribadah di trotoar dan pendemo yang ingin mengusir jamaah di trotoar yang sama yang dipagari satpol PP atau brimob. Sekarang para jamaah trotoar Yasmin sudah mulai bergerak ke istana karena hampir putus asa tidak ada penyelesaian dari pemkot Bogor. Tapi saya tidak akan membahas soal sensitif ini karena masing-masing pasti merasa paling benar kalau bicara soal agama. Saya cuma mau bicara soal tutut. Lho kenapa tutut? Bukannya dia sudah lama tenggelam dari percaturan politik. Bukankah dia sudah kalah dalam kasus TPI yang sekarang berubah menjadi MNC TV? Hussh, bukan tutut yang itu, tapi tutut keong kecil-kecil yang sekarang marak di sepanjang trotoar jalan KH. Abdullah Bin Nuh. Entah tutut itu bahasa mana, saya biasa menyebutnya keong sawah yang biasa hidup di sawah ketika musim tanam padai atau di rawa-rawa ketika airnya sudah surut. Keheranan saya bermula ketika sedang memotong rambut di salon ASGAR (asli  garut) langganan saya di jalan Kencana (Jalan menuju setasiun Cilebut dari arah jalan Baru). Di seberang salon itu ada gerobak tertulis : "menjual tutut, satu porsi Rp. 3000,- mengobati kanker, darah tinggi, asam urat dll.." (bener ga sihh?) Ketika itu saya tanya sama tukang cukur langganan saya itu soal tutut. Dia bilang kalau tutut itu diternak seperti halnya ternak lele atau ikan lainnya. Dia menambahkan kalau di Yasmin sekarang sudah menjamur. Entah karena sedang trend atau memang berkhasiat, penjual tutut di seberang sudah tutup karena kehabisan stok tepat setelah adzan Isya. Artinya pembelinya tidak putus-putus sejak sore hari. Tadi siang ketika melewati belakang stasiun Cilebut saya melihat sudah ada gerobak penjual tutut berjualan di situ. Lalu siang harinya ketika saya belanja untuk keperluan bulanan istri saya di Giant Taman Yasmin, saya melihat puluhan gerobak penjual tutut berjejer hampir tiap 50 meter. Gerobaknya hampir sama dengan penjual bubur, soto mie, bakso dan sejenisnya, tapi tiap gerobak tutut punya sepanduk yang unik-unik. Saya tidak habis pikir kenapa banyak sekali penjual tutut di sepanjang jalan KH.Abdullah Bin Nuh. Tapi yang jelas pasti sangat menguntungkan, kalau tidak mana mungkin mereka bertahan. Sekali lagi saya tidak tahu apakah ini trend sesaat atau memang banyak manfaatnya karena saya belum pernah mencoba rasanya. Saya hanya pernah merasakan keong sawah yang dimasak ibu saya ketika saya masih kecil. Tapi memang benar fenomena tutut yang marak di sekitar Bogor tidak banyak di ekspos media. Saya coba nonton berita di semua setasiun televisi tapi tak ada satupun yang memberitakan fenomena ini. Ini berbeda dengan trend ketika ada orang yang berbaring di rel kereta api untuk kesembuhan karena tidak kuat biaya berobat. Hampir semua setasiun televisi menayangkannya, bahkan berulang-ulang. [caption id="" align="aligncenter" width="300" caption="tutut (gambar dari okezone.com)"][/caption]

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun