Salah satu mengapa bangsa kita mundur adalah terlalu banyak kemunafikan. Pemerintah selalu mencanangkan hemat energi, kurangi polusi dan memasyarakatkan olahraga tapi kenyataannya, tidak ada tindakan riil dari pemerintah.
Komunitas bike lover pasti sangat kecewa dengan peran pemerintah terutama pemerintah DKI dalam mempromosikan bike to work, atau bersepeda ke tempat kerja. Padahal di negera-negara maju hal ini sudah menjadi trend. Walaupun anggota bike to work di Indonesia ada kecendrungan meningkat, namun peran pemerintah sangat minim terutama dalam menyediakan fasilitas dan kemudahan lainnya.
Ada tiga keuntungan jika kita bersepeda ke tempat kerja (bike to work). Pertama adalah hemat energi, kedua bebas polusi, dan ketiga menyehatkan. Jika salah satu dari faktor tersebut hilang, maka tidak ada manfaatnya lagi orang bersepeda.
Seandainya program bersepeda sudah memasyarakat maka yang untung adalah pemerintah karena dapat menghemat BBM, yang selalu ada kecendrungan konsumsinya meningkat yang menyebabkan pembengkakan APBN untuk subsidi. Mengaapa pemerintah (terutama pemerintah kota-kota besar) tidak segera memberikan fasilitas pagi para pengendara sepeda? Saya berkesimpulan ada semacam keinginan agar produsen sepeda motor terus menggojot produksinya sehingga pengguna sepeda non motor kurang mendapat dukungan untuk eksis. Seandinya para pengguna sepeda non motor eksis atau bertambah akan mengancam kelangsungan industri sepeda motor di tanah air.
Beberapa bulan yang lalu saya masih sering menjumpai para penumpang kereta komuter line dari Bogor dan Depok yang membawa sepeda lipat mereka di kereta ketika berangkat kerja. Mungkin mereka adalah para anggota bike to work. Sekarang sudah tidak saya dapati lagi. Oh ternyata mungkin disebabkan oleh peraturan baru bahwa penumpang kereta yang membawa serta sepeda mereka harus membeli karcis tiga lembar, satu untuk si penumpang dan dua untuk sepedanya (pengumuman ini saya lihat di loket karcis setasiun Tebet) Padahal salah satu tujuan orang bersepeda agar lebih hemat. Kalau Anda tidak membawa sepeda, Anda cukup mengeluarkan uang Rp. 14.000,- (PP) tapi dengan membawa sepeda Anda akan tekor karena harus membayar Rp. 42.000,- (PP). Gimana ini?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H