Tidak semua orang kenal Rieke, tapi semua orang pasti kenal si Oneng, istri bang Bajuri tukang bajaj yang pernah tanyang di trans TV. Maka saya akan menggunakan nama Oneng saja untuk menjelaskan kekaguman saya pada wanita anggota Dewan dari fraksi PDIP ini. Berbeda dari para selebriti yang sudah berkantor di Senayan, Oneng adalah selebriti yang cukup "galak" bila menyuarakan soal-soal sosial. Dia sangat concern sekali dengan masalah-masalah tenaga kerja, layanan kesehatan dan layanan sosial lainnya yang masih sangat memprihatinkan. Mungkin karena dia berasal dari partai "oposisi" sehingga lebih bebas "menyerang" kebijakan yang memang masih terlihat diskriminatif , lamban atau implemenasinya yang tidak jalan. Saya pribadi salut dengan sepak terjangnya yang membela buruh migran, orang-orang yang tidak bisa berobat karena ketiadaan biaya, serta soal-soal yang dialami langsung oleh rakyat kecil. Dia sangat lantang menyuarakan pengobatan gratis serta jaminan sosial lainnya bagi rakyat kecil. Kini Oneng mendesak DPR dan pemerintah agar RUU BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) rampung sebelum tanggal 25 Oktober. Dia adalah salah satu anggota pansus BPJS yang paling ngotot agar RUU ini cepat teralisasi. Tapi saya agak heran ketika ada kasus yang cukup memprihatinkan yaitu ambrugnya sekolah di Lebak Banten yang menewaskan satu orang dan melukai beberapa murid yang lain, Oneng kok tidak "bersuara". Padahal ini adalah kasus yang sangat menampar pemerintah, terutama pemerintah daerah Lebak Banten. Kabarnya 10 orang siswa-siswi yang menjadi korban tertimpanya bangunan itu dan mengalami luka – luka di bagian punggung, kaki, pundak, dan kepala belum mendapatkan pengobatan yang maksimal. Mereka yang terluka  hanya diberikan pengobatan ringan. Padahal kondisi korban ada yang luka robek di kepala dan patah tulang. Saya menduga ini ada kaitannya dengan kebijakan DPP yang sedang mengusung pasangan Ratu Atut dan Rano Karno untuk menjadi cagub dan cawagub Banten. Kondisi sekolah dan insfrasturktur di Lebak memang masih sangat memprihatinkan. Saya pernah berkunjung ke sana setahun yang lalu. Jika Oneng bersuara lantang maka itu akan menjadi blunder buat dia dan partainya karena kasus ini berada di wilayah Banten. Ya, kita memang tidak bisa terlalu berharap kepada politisi untuk membela rakyat secara apa adanya. Ada rambu-rambu dari partainya yang harus "dipatuhi". Dan saya yakin Oneng tahu konsekuensinya sebagai politisi, bukan sebagai istri tukang bajaj yang bisa bicara asal nyablak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H