Mohon tunggu...
Mister Hadi
Mister Hadi Mohon Tunggu... wiraswasta -

Bagi Anda yang tinggal di Bogor/Depok dan sekitarnya dan ingin belajar privat Bahasa Inggris dengan saya, hubungi : 08561802478 (call/WA)

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

saling lempar tanggung jawab...

16 September 2011   16:33 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:54 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semalam saya nonton berita olahraga di salah satu staisun TV nasional. Diberitakan kiper nasional Ferry Rotinsulu yang sedang pulang kampung di Sulawesi Tengah menolak bergabung dengan timnas. Dia bilang bahwa dia selalu siap membela tim garuda kapanpun dibutuhkan, tapi selama pelatihnya masih Wim (Keblinger), dia gak mau gabung. Dia menambahkan menghoramati siapapun yang akan bergabung di timnas yang pada tanggal 11 Oktober nanti akan melawan Qatar.

Trus komentar meneer Wim lain lagi. Dia bilang tim yang ada sekarang bukan hasil rektruitmen dia. Artinya pemain-pemain yang bergabung di timnas PPD adalah hasil seleksi pelatih sebelumnya (Riedl). Entah cari alasan atau apa, ini menunjukkan bahwa Wim itu gak jentelmen. Mungkin kalau kemaren lawan Bahrain menang dia gak akan komentar seperti ini.

Johar Arifin lain lagi komentarnya. Dia menyalahkan kehadiran Riedl di Jakarta. Kehadiran Riedl menurut Johar, merusak suasana soliditas di timnas. Dia menyarankan agar Riedl sebaiknya segera meninggalkan Indonesia. Sepertinya Johar ingin menuduh Riedl sebagai provokator.

Mungkin alangkah baiknya agar tim ini dibubarkan saja jika suasana di dalam tim ini tidak kondusif. Para pemain sudah gak lagi respek sama pelatihnya. Namun jika membentuk timnas baru akan sangat riskan. Dalam waktu yang sangat terbatas alangkah sulitnya memulai dari nol lagi. Yang jelas, Wim harus merubah sikapnya yang kasar terhadap pemain dan pengurus PSSI harus belajar mendengarkan suara publik. Dulu mereka yang mengganti Riedl secara mendadak, dan sekarang ketika semua berantakan mereka tidak mau disalahkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun