Mohon tunggu...
Mister Hadi
Mister Hadi Mohon Tunggu... wiraswasta -

Bagi Anda yang tinggal di Bogor/Depok dan sekitarnya dan ingin belajar privat Bahasa Inggris dengan saya, hubungi : 08561802478 (call/WA)

Selanjutnya

Tutup

Nature

Jakarta Tidak Pro Sepeda?

8 September 2011   16:21 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:08 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Salah satu mengapa bangsa kita mundur adalah terlalu banyak kemunafikan. Pemerintah selalu mencanangkan hemat energi, kurangi polusi dan memasyarakatkan olahraga tapi kenyataannya, tidak ada tindakan riil dari pemerintah.

Komunitas bike lover pasti sangat kecewa dengan peran pemerintah terutama pemerintah DKI dalam mempromosikan bike to work, atau bersepeda ke tempat kerja. Padahal di negera-negara maju hal ini sudah menjadi trend. Walaupun anggota bike to work di Indonesia ada kecendrungan meningkat, namun peran pemerintah sangat minim terutama dalam menyediakan fasilitas dan kemudahan lainnya.

Ada tiga keuntungan jika kita bersepeda ke tempat kerja (bike to work). Pertama adalah hemat energi, kedua bebas polusi, dan ketiga menyehatkan. Jika salah satu dari faktor tersebut hilang, maka tidak ada manfaatnya lagi orang bersepeda.

Seandainya program bersepeda sudah memasyarakat maka yang untung adalah pemerintah karena dapat menghemat BBM, yang selalu ada kecendrungan konsumsinya meningkat yang menyebabkan pembengkakan APBN untuk subsidi. Mengaapa pemerintah (terutama pemerintah kota-kota besar) tidak segera memberikan fasilitas pagi para pengendara sepeda? Saya berkesimpulan ada semacam keinginan agar produsen sepeda motor terus menggojot produksinya sehingga pengguna sepeda non motor kurang mendapat dukungan untuk eksis. Seandinya para pengguna sepeda non motor eksis atau bertambah akan mengancam kelangsungan industri sepeda motor di tanah air.

Beberapa bulan yang lalu saya masih sering menjumpai para penumpang kereta komuter line dari Bogor dan Depok yang membawa sepeda lipat mereka di kereta ketika berangkat kerja. Mungkin mereka adalah para anggota bike to work. Sekarang sudah tidak saya dapati lagi. Oh ternyata mungkin disebabkan oleh peraturan baru bahwa penumpang kereta yang membawa serta sepeda mereka harus membeli karcis tiga lembar, satu untuk si penumpang dan dua untuk sepedanya (pengumuman ini saya lihat di loket karcis setasiun Tebet) Padahal salah satu tujuan orang bersepeda agar lebih hemat. Kalau Anda tidak membawa sepeda, Anda cukup mengeluarkan uang Rp. 14.000,- (PP) tapi dengan membawa sepeda Anda akan tekor karena harus membayar Rp. 42.000,- (PP). Gimana ini?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun