Mohon tunggu...
Mister Hadi
Mister Hadi Mohon Tunggu... wiraswasta -

Bagi Anda yang tinggal di Bogor/Depok dan sekitarnya dan ingin belajar privat Bahasa Inggris dengan saya, hubungi : 08561802478 (call/WA)

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ingin Jadi No 1, Prijanto Menyentil Foke

31 Oktober 2011   04:21 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:15 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Saya terkejut membaca running text sebuah televisi swasta yang menyatakan Prijanto mengkritik Fauzi Bowo. Kok bisa ya wakil gebernur mengkritik gubernurnya di depan publik dan dipublish luas oleh media? Penasaran saya googling dan mendapatkan beritanya di detikcom. Saya quote beberapa penggal beritanya : "Tapi gimana mau berkoordinasi, lha gubernur duduk ngopi bareng satu meja dengan walikota saja tidak pernah," tutur Prijanto yang sontak disambut tepuk tangan ratusan kader PDIP yang ada di seminar itu.

Ini orang belajar etika politik gak sih. Dia itu tidak ada apa-apanya kalau tidak "di pasangkan" dengan Fauzi Bowo. Ketika itu dia hanya pelengkap karena Foke (panggilan Fauzi) yang waktu itu adalah wakilnya Sutiyoso yang ingin maju mencalonkan diri butuh figur militer. Kelemahan Fauzi ketika itu karena dia itu sipil, dan dianggap tidak akan setegas pendahulunya yang militer. Nah, Priyanto itu tidak punya pengalaman apa-apa di pemerintahan dan sama sekali tidak dikenal publik. Beruntung nasibnya bagus karena dia militer. Kalau tidak dia hanya akan menjadi purnawiran biasa yang tidak dikenal orang.

Kita mengerti bahwa DPP PDI-P berusaha mengetahui visi dan misi untuk cagub mendatang. Dan Prijanto ingin juga menjadi "nomor satu", tapi bukankah ada pepatah yang mengatakan  : menepuk air di dulang, terpercik muka sendiri. Artinya selama ini dia adalah satu paket dengan Foke sampai 2012 mendatang. Kalau gubernurnya gagal, otomatis wakilnya juga gagal. Tanpa disadari Prijanto sedang melakukan blunder besar dengan pernyataannya itu. Akan sangat memalukan apabila para kader PDI-P yang mendengarkan pernyataanya kemudian tepuk tangan itu menetapkan dia sebagai cagub resmi dari PDI-P.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun