Mohon tunggu...
Hadid Alaydrus
Hadid Alaydrus Mohon Tunggu... -

Entrepreneur. B.BA (hons) UK-Malaysia. Professional-Business Enthusiast. Word-mindcrafter. FC Barcelona die hard fans. Fluent in English, Arabic, Malay, Indonesian.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Investasi untuk Siapa Saja

22 Desember 2011   16:27 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:53 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siapa sih yang tidak mau menjadi kaya? Kaya yang penulis maksud ialah kekayaan secara materi dan finansial.  Semua orang berusaha dengan mengerahkan segala tenaga, pikiran, dan waktu untuk mengumpulkan pundi-pundi emas untuk bekal hidup dan kesejahteraan di masa mendatang. Berbagai cara dan upaya dilakukan oleh semua orang diseluruh dunia dari zaman dahulu untuk menjadi kaya. Dahulu, untuk mendapatkan kekayaan, banyak orang yang mengelilingi laut samudera untuk menemukan harta karun yang terpendam, ada pula yang pergi jauh hingga ke daratan China untuk menjajakan berbagai barang dagangan khas dari negeri nya dan kembali ke negeri asal dari daratan China, tentu saja untuk diperdagangkan di negeri asal. Ya, untuk mendapat kekayaan memang harus diperlukan upaya yang keras dan kerap harus mempertaruhkan nyawa. Zaman sekarang dengan segala kemajuan teknologi, media dan saran transportasi yang mutakhir memungkinkan setiap manusia menjadi lebih produktif dan inovatif untuk mendapatkan kekayaan. Kekayaan hari ini pun bukan sebatas dalam bentuk batangan emas atau kepingan logam, kekayaan materi di zaman sekarang bisa juga berbentuk aset properti, surat kepemilikan reksadana, ataupun instrumen-instrumen khas produk kapitalisme lain. Investasi sendiri bukan hanya exclusive untuk sekelompok orang dengan range usia sekian atau untuk profesi apa, investasi bebas dilakukan oleh siapa saja. Mulai dari pelajar SMA sampai pedagang sayur keliling. Mindset yang harus dimunculkan ialah daripada menabung di dalam rekening koran di bank, lebih baik di investasi kan ke salah satu instrumen investasi di bawah yang notabene nya akan memberikan return yang lebih tinggi dari pada sekedar bunga flat yang diberikan oleh bank. Pelajar SMA atau mereka yang sedang mengenyam pendidikan di bangku kuliah, daripada menabung di bank dengan harapan akan bisa membeli benda yang mereka inginkan (misal nya motor Kawasaki Ninja 250 atau Apple iPhone 4s) tahun depan, lebih baik uang yang mereka punya dibelikan emas batangan karena salah satu benefit para pemegang instrumen Emas sebagai investasi ialah nilai emas yang akan naik dan relatif lebih tinggi dari bunga bank. Hari ini, untuk memperoleh kekayaan materi dan finansial,  tetap diperlukan usaha keras nan gigih dan strategi cerdas dalam merancang visi hidup. Robert T Kiyosaki menyebut bahwa orang yang kaya ialah mereka yang berada di kuadran 3 dan 4; Pengusaha dan Investor. Arti nya disini adalah, kita bisa menjadi (semakin) kaya tanpa harus mengorbankan waktu dan tenaga untuk bekerja keras dari pagi buta hingga malam larut. Dengan sejumlah modal kekayaan yang kita miliki, kita bisa melipatgandakan nilai kekayaan kita tersebut dengan sebuah istilah yang cukup terkenal dan sangat di agung-agungkan para ekonom: INVESTASI. Berdasarkan teori ekonomi, investasi berarti pembelian (dan produksi) dari modal barang yang tidak dikonsumsi tetapi digunakan untuk produksi yang akan datang (barang produksi). Contohnya membangun rel kereta api atau pabrik. Investasi dilakukan oleh berbagai orang, dari seorang ekonom hingga kalangan dokter. Salah satu tujuan investasi ialah melipatgandakan nilai uang untuk mencapai suatu grade tertentu dalam timing range tertentu. Contoh nya, seseorang menginvestasikan uang Rp 100.000.000,- pada tahun 2010 dengan membeli beberapa ratus meter tanah dengan harapan nilai tanah yang 100 juta tersebut akan menjadi 200 juta pada 2015. Investasi yang baik adalah investasi dengan prospek yang sudah di analisa dan di prediksi oleh para expert, bukan oleh para spekulan. Bentuk-bentuk Investasi pun beragam, mulai dari yang sifat nya jangka pendek (kurang dari  1 tahun) dan jangka panjang (lebih dari 1 tahun), dan berbagai bentuk. Pada kesempatan kali ini, saya akan coba membahas dan membandingkan beberapa instrumen investasi yang sangat familiar bagi masyarakat: Properti, Emas, dan Reksadana.

  1. Properti

Investasi di bidang properti terutama di Tanah tidak akan ada mati nya. Nilai tanah senantiasa naik setiap hari nya dan nilai nya pun terus berlipat-ganda. Laju pertumbuhan aset properti pun rata-rata selalu berada di atas angka inflasi. Nilai tanah itu akan menjadi  jauh lebih tinggi bila diatas nya dibangun rumah atau produk lain yang diminati masyarakat. Tapi memang, tingkat kesulitan penjualan properti termasuk salah satu yang tertinggi karena memang masyarakat cenderung membeli aset properti tidak seperti membeli kue atau kacang goreng. Nilai properti tanah tersebut pun sangat tergantung dari laju pertumbuhan lokasi.
  1. Emas

Salah satu alternatif investasi yang akhir-akhir ini menjadi primadona ialah Emas. Selain menjadi instrumen investasi, hakikat emas ialah menjadi alat pembayaran yang berlaku secara global. Nilai emas pun cenderung meningkat segaris dengan tingkat inflasi. Akan tetapi, investasi pada emas baru akan terasa manis nya setelah memakan waktu yang cukup lama. Memang harga emas cenderung fluktuatif, tetapi pola nya akan terus meningkat seiring berjalan nya waktu. Emas juga sangat berisiko hilang, memang ada banyak institusi perbankan yang menawarkan jasa safety box, namun dikenakan biaya sewa.

  1. Saham

Investasi di bidang saham dan reksadana memang menjadi simbol kekuatan finansial utama pada sebuah negara. Aktifitas jual-beli saham pada lantai Wall Street di New York atau BEJ di Jakarta pun hampir setiap waktu bisa kita saksikan melalu acara-acara showbiz di Tv atau via internet. Para investor saham akan mendapat dividen setiap tahun nya atas keuntungan yang diperoleh atas performa baik perusahaan. Saham yang dijual akan berpotensi memberi capital gain bagi sang investor, walau tak jarang mendapat capital loss ketika menjual saham pada waktu yang salah. Dewasa ini, investasi pada saham dan reksadana lain menjadi sangat rentan karena impact dari resesi global. Sebenarnya, perputaran uang di lantai bursa saham sangat tinggi. Di Wall Street, perputaran uang perhari nya mencapai USD 3 Triliun dengan komoditas utama saham-saham unggulan seperti Nasdaq, Dow Jones, Morgan Stanley atau Lehman Brothers. Tapi yang sangat disayangkan ialah perputaran 3 triliun tersebut dikarenakan motif spekulasi dan hanya berputar di dalam platform internal Wall-street. Perputaran USD 3 triliun perhari tersebut tidak memberi kontribusi signifikan pada sektor riil dan pasar domestik, USD 3 triliun pun terasa fiktif atau invisible.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun