Mohon tunggu...
Hadiid Sairun
Hadiid Sairun Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Muhamadiyah Malang, Program studi Ekonomi Pembangunan

Mahasiswa Universitas Muhamadiyah Malang, Program studi Ekonomi Pembangunan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Strategi UMKM Pada Masa Pandemi

22 Januari 2022   17:25 Diperbarui: 22 Januari 2022   17:26 412
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Strategi UMKM Pada Masa Pandemi

Usaha Mikro Kecil dan Menengah atau biasa disebut dengan UMKM adalah sebuah usaha produktif yang dimiliki oleh perseorangan ataupun badan usaha yang telah memenuhi kriteria sebagai usaha mikro. Pada saat ini di Indonesia, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dinilai sebagai penyumbang produk domestik bruto (PDB) Nasional memiliki peran penting bagi pemulihan ekonomi Indonesia. Pemerintah berkomitmen untuk terus mendukung UMKM agar mampu bertahan, berkembang, dan bertumbuh di tengah tantangan pandemi dan transformasi melalui Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto berkata “Alokasi anggaran yang disediakan untuk klaster Dukungan UMKM adalah sebesar Rp95,87 triliun,” dalam rilisnya, Minggu (26/09). Kemudian, Menurut survei Badan Pusat Statistik tahun 2020, sekitar 69,02 persen UMKM mengalami kesulitan permodalan di saat pandemi Covid-19. Sementara, menurut Laporan Pengaduan ke KemenkopUKM per Oktober 2020, sebanyak 39,22 persen UMKM mengalami kendala sulitnya permodalan selama pandemi Covid-19.

Dari data tersebut dapat menunjukkan bahwa bantuan permodalan menjadi bagian yang sangat penting bagi UMKM. Maka dari itu, Bantuan dan dukungan dari sisi permodalan diberikan oleh pemerintah kepada UMKM melalui program restrukturisasi kredit. Tercatat terdapat lebih dari 3,59 juta UMKM sudah memfaatkan program ini dengan nilai sebesar Rp 285,17 triliun, per tanggal 31 Juli 2021.

Menteri Koperasi dan UKM yakni Teten Masduki, menjelaskan UMKM selama ini menjadi salah satu penopang ekonomi nasional. Setidaknya terdapat lebih dari 64 juta unit UMKM yang berkontribusi 97 persen terhadap total tenaga kerja dan 60 persen PDB nasional. Jumlah ini menunjukan peran UMKM yang sangat besar bagi perekonomian nasional. Oleh sebab itu dikhawatirkan akan berdampak besar bagi perekonomian nasional jika separuh UMKM gulung tikar.

"Berdasarkan data APEC tahun 2018 jumlah UMKM mencapai 97 persen dari total keseluruhan usaha dan berkontribusi 50 persen terhadap tenaga kerja. UMKM juga berkontribusi signifikan GDP mencapai 20 persen - 50 persen," kata Teten Masduki saat menjadi keynote speaker dalam webinar dengan tema Menyiapkan Produk - Produk Indonesia Mendunia yang diselenggarakan oleh PT Jababeka Tbk, Kamis (8/10/2020). Teten Masduki juga menambahkan, sektor UMKM masih memiliki harapan dan peluang untuk meningkatkan skala bisnisnya meski penuh dengan tantangan. Apabila pelaku UMKM mau melakukan inovasi produk dan mendesainnya dengan sentuhan teknologi, maka peluang untuk meningkatkan ekspor masih terbuka lebar

Menurutnya, ada tiga sektor yang memiliki peluang besar bagi UMKM untuk dapat meningkatkan ekspornya di tengah pandemi seperti saat ini yaitu produk fashion serta furniture, makanan dan minuman, dan kerajinan.

"Memang kontribusi ekspor UMKM hanya mencapai 14 persen sementara usaha besar yang jumlahnya hanya 0,01 persen dapat berkontribusi hingga 86 persen. Angka ini masih jauh dari kontribusi UKM di negara – negara APEC yang berkisar 35 persen," sambungnya.

Untuk menunjang agar UMKM tetap bisa bertahan di tengah pandemi ini, tentu pelaku UMKM harus memiliki strategi, yakni

1. Adaptasi Menuju Ekosistem Digital

Pada tahun 2022, Indonesia secara resmi memegang Presidensi Group of Twenty (G20) yang dimulai dari 1 Desember 2021 hingga diselenggarakannya KTT G20 pada November 2022. Transformasi Ekonomi dan Digital adalah salah satu topik utama yang di angkat dalam Presidensi G20 Indonesia.

Tidak bisa di pungkiri, saat pandemi UMKM yang mampu bertahan adalah mereka yang mampu beradaptasi dalam dunia digital. Dalam hal ini, sebanyak 80% UMKM  menjadikan momentum pandemi sebagai pemicu untuk berubah ke arah digital, terhubung langsung dalam ekosistem digital dengan memanfaatkan platform e-commerce maupun marketplace. Digitalisasi menjadi kunci bagaimana UMKM mampu bertahan saat pandemi.

Pemerintah mentargetkan sebanyak 30 juta UMKM sudah go digital pada tahun 2024. Hingga akhir tahun 2021 UMKM yang sudah masuk kedalam ekosistem digital sebanyak 16,4 juta UMKM. Dengan demikian, masih ada sekitar 13,6 juta UMKM lagi yang harus di kejar untuk segera go digital.

Untuk mensukseskan Presidensi G20 Indonesia, dan untuk mencapai target 30 juta UMKM go digital, pemerintah tentunya akan berupaya dan terus mendorong UMKM agar dapat segera go digital, menggandeng swasta dalam membuat program dan pelatihan-pelatihan digital. Sehingga diharapkan UMKM dapat segera menangkap peluang-peluang tersebut, mempelajari dan mengaplikasikannya ke dalam bisnis yang di jalankan, hingga akhirnya berubah menjadi digital

2. Mulai Menjalankan Bisnis Hijau

Selain Transformasi Ekomoni dan Digital, Presidensi G20 Indonesia juga mengangkat topik utama yaitu Transisi Energi. UMKM Indonesia dengan jumlahnya yang mencapai 65,4 juta menjadi salah satu target pemerintah agar dapat berkontribusi mengurangi dampak buruk dari perubahan iklim.

Dalam menjalankan usaha kedepannya, UMKM harus memperhatikan dampak lingkungan dengan mulai menjalankan bisnis hijau (green business), mulai beralih menggunakan bahan-bahan yang lebih ramah lingkungan.

Dengan beralih ke bisnis hijau, peningkatan kualitas produk UMKM akan semakin tinggi, biaya input menjadi lebih rendah, meningkatnya produksi, mendapatkan akses ke pasar baru, terciptanya produk atau layanan baru, serta mendapatkan peluang lainnya.

3. Kreativitas dan Inovasi

Kreativitas dan inovasi adalah kunci keberlanjutan UMKM di masa pandemi selain adaptasi digital. Kreativitas dan inovasi dapat menghubungkan UMKM menuju pasar global. Saat ini, para pelaku UMKM sudah mengetahui dan sangat faham kompetisi pasar, sehingga membuat produk yang unik sudah menjadi keharusan.

Untuk membuat produk yang unik, pelaku UMKM dituntut untuk bisa berpikir konstruktif dan kreatif, menciptakan inovasi-inovasi baru agar produk-produk UMKM dapat berkembang dengan cepat, dan menjadi kunci sukses dalam kegiatan usaha di masa pandemi dan masa setelahnya.

Baik pemerintah maupun swasta, telah banyak memberikan pelatihan dan mentoring baik secara online maupun offline dalam membangun kreativitas serta inovasi dari para pelaku UMKM

 

Maka dari itu, dalam hal ini diperlukan kerja sama dan kesinambungan dari pelaku UMKM dan pemerintah untuk tetap bekerja sama dalam membangun UMKM pada masa sulit seperti saat covid-19 ini agar UMKM mampu bertahan, berkembang, dan bertumbuh di tengah tantangan pandemi dan transformasi melalui Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun