Mohon tunggu...
hadi al rasyid
hadi al rasyid Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Teknik Universitas Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Nature

Profil Singkat Keadaan Lingkungan Bangsa Ini

5 Desember 2010   12:04 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:00 464
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

“All human activity has an impact on the environment. The best we can do is to clean up after ourselves” (Anita Roddick)

Mungkin tidak semua dari kita menyadari bahwa setiap tanggal 5 juni ditetapkan sebagai hari lingkungan hidup sedunia. Yang artinya setiap tahun seluruh dunia akan selalu diingatkan kepada salah satu permasalahaan krusial, yaitu masalah lingkungan. tetapi alih-alih mencari sebuahsolusi, kadangkala untuk hanya sekedar acuh saja kita enggan, padahal masalah ini bukanlah masalah sepele karena menyangkut terjaminnyaatau tidaknya keberlangsungan hidup seluruh umat manusia.

Memang pada saat ini sudah banyak isu yang berkembang untuk menyadarkan umat manusia atas masalah ini, sebut saja tokoh Al Gore yang dengan gencarnya mendoktrin masyarakat global dengan isu Global Warming, masalah kebakaran hutan acap kali melanda negara Portugal ataupunmasalah kebanjiran telah menjadi acara tahunan di Jakarta. Sudah barang pasti bahwa masalah lingkungan tidak bisa di selesaikan secara pragmatis dalam jangka waktu yang singkat, karena isu lingkungan merupakan permasalahan yang kompleks dan dibutuhkan perhatian yang lebih untuk mengatasinya. Jika kita mengerucutkan malahah lingkungan kedalam konteks dalam negeri, maka jangan heran jika kita akan mendapatkan banyak sekali permasalahan lingkungan yang telah terjadi. Disini penulis akan mencoba menguraikan beberapa penyebab permasalahan lingkungan yang terdapat di Indonesia :

1.1. Penebangan/pembakaran hutan secara ilegal dan brutal.

Sudah jelas bahwa bangsa ini sudah kehilangan banyak sekali hutan akibat penebangan ilegal yang dilakukan oleh orang-orang yang tak bertanggung jawab, hal ini pun dipertegas dari data yang didapat bahwa antara tahun 1990- 2005, negara ini telah kehilangan 28 juta hekar dari total keseluruhan hutan yang terdapat di Indonesia. Efek dari kerusakan ini dapat dirasakan secara beranekaragam, baik secara langsung yaitu dapat dirasakan dari tampak air sungai yang tidak biasa, erosi tanah dan berkurangnya hasil produksi produk hutan yang akan berdampak pada menurunnya kualitas hidup umat manusia. Begitu pula dengan efek tidak lansung yang dapat dirasakan melaluimenurunya populasi dari beberapa sauna dan fauna yang berakibat pada terguncangnya keseimbangan rantai ekosistem yang telah dengan indah dirangkai oleh alam. Dari sudut pandang ekonomi pun tak ketinggalan dalam menyoroti masalah ini karena dengan adanya kegiatan ilegal logging negara kehilangan pemasukannya sebesar 1 milyar USD/tahun yang berasal dari pajak akibat perdagangan gelap ini.

2. 2. Masalah populasi

Selain terdegradasinya jumlah hutan, masalah lingkungan juga ditentukan dengan semakin bertabahnya jumlah populasi yang semakin tidak terkendali di Indonesia, yang berarti semakin meningkatnya kebutuhan pokok tetapi tidak diiringin dengan kesempatan yang meningkat pula, oleh karena itu tidak heran jika orang menomor”dua”kan permasalah lingkungan setelah memnuhi hajatnya untuk memenuhi kebutuhan pokok terlebih dahulu. Hal ini diperparah dengan kenyataan bahwa pertambahan jumlah penduduk tidak sejalan dengan pemerataan dari populasi itu sendiri yang tetap terpusat pada pulau jawa dan sumatera. Khusus untuk masalah ini pada tahun 1995 pemerintah sudah mencanangkan program “Proyek Satu Juta Hektar” yang bertujuan unutk memindahkan 300.000 keluarga dari Jawa ke Kalimantan Tengah untuk bertani yang bertujuan untuk menaikkan produksi beras hingga 2,7 jtua ton/tahun, tetapi kenyataan pun berkata lain, proyek ambisius yang dicanang itupun tidak menghasilkan apa-apa karena kurang matangnya proyek yang dikaji oleh pemerintah diperparah dengan kurang terdidiknya SDM dalam bercocok tanam padi.

3. 3. Kegiatan penambangan yang tak ramah lingkungan

Sungguh ironis memang, bahwa kegiatan penambangan yang menjadi salah satu penyumbang dana terbesar APBN berimbas pada kerusakan lingkungan, salah satu kasus yang penulis sorot disini pada salah satu perusahaan tambang asing yang beroperasi di daerah indonesia bagian timur, berdasarkan data yang didapat, akibat dari kegiatan operasional perusahaan penambangan tersebut harus mengeluarkan 700.000 ton limbah setiap harinya yang mengakibatkan tercemarnya sungai, tanah dan sebagian besar fasilitas alam yang menyangkut kehidupan warga sekitar. tetapi di sisi lain pemerintah tetap membutuhkan pemasukan yang didapat dari perusahaan tersebut sebagai penyeimbang neraca anggaran belanjanya. Sehingga tidak salah mungkin jika pepatah “bagai melukis di awan” mewakili harapan penulis dalam kasus ini agar pemerintah lebih berperan dalam mengurangi kerusakan lingkungan.

Mungkin fakta-takta yang penulis sebutkan diatas hanyalah segelintir dari permasalahan yang terdapat di negeri ini, masih banyak lagi permasalahan lain yang tidak terkuak ataupun tidak disadari oleh kita. Sejatinya ada banyak jalan untuk menyelesaikan masalah krusial ini, tetapi disini penulis mencoba untuk mengerucutkan cara tersebut menjadi 2(dua) cara yaitu yang pertama dengan cara mengurangi kegitan yang dapat merusak lingkungan, yang berarti adalah kita hendaknya mengurangi segala kegiatan yang berpotensi untuk merusak lingkungan, salah satu conothnya adalah dengan menjaga budaya membuang sampah pada tempatnya, ataupun kegiatan mengurangi aktifitas merokok. Memang kecil rasanya usaha ini jika dilakukan dengan seorang diri, tapi bayangkan jika terus menkampanyekan isu cinta lingkungan dilingkungan sekitar hingga mencapai sedikitnya 1% saja warga negara Indonesia peduli terhadap masalah lingkungan, maka kita akan menemukan 2 juta orang yang akan turut aktif dalam menjaga kelestarian lingkungan, sehingga tidak menutup kemungkinana kita akan mendapatkan bumi Indonesia yang lebih Indah dan bersih dari sampah dan asap rokok. Yang kedua adalah dengan cara mendaur ulang sampah yang itu sendiri, memang realitanya mendaur ulang sampah tidaklah semudah membalikkan telapak tangan, ada banyak variable- variable yang harus kita perhitungkan, baik dari segi ekonomi, SDM yang menjalankan maupun dari segi sampah itu sendiri. Tetapi hal itu bukanlah hal yang mustahil, telah banyak contoh pengusaha yang dengan sukses meraih rezekidengan cara bisnis mendaur ulang sampah, yang efeknya selain memperkaya dirinya sendiri, dia dapat turut aktif dalam menjadikan lingkungan hidup sekitarnya menjadi bersih sampah dan juga turut berperan dalam engurangi angka kemiskinan.

Mungkin hanya dua pilihan itulah yang dapat penulis tawarkan sebagai solusi permalahan lingkungan, memang penulis sadari bahwa secara logika memang susah pada saat ini kita mengharapkan seseorang tidak memaksakan ego untuk tidak menomor satukan urusan bersama (lingkungan) ketimbang urusan sendiri, tetapi dengan mempertimbangkan segala akibat dari segala aspek yang kita lakukan bukankah hal ini menjadi mungkin. Semestinya alih-alih dari pada mengharapkan orang lain untuk memulainya terlebih dahulu bukankah lebih baik kita memulainya dari diri sendiri karena pada hakikatnya kita sebagai salah satu penikmat fasilitas alam seharusnya tetap menjaga dan melestarikan alam ini karena alam inilah yang akan kita wariskan kepada anak cucu kita kelak. Normatif memang bunyinya, tapi bukankah itu maksud dari petikan kata-kata mutiara yang penulis sajikan, bahwasanya setiap kita harus bertanggung jawab terhadap apapun yang kita lakukan pada bumi ini, karena pada dasarnya semua ini hanyalah ciptaan-Nya, yang juga akan di pertanggung jawabkan kelak kepadaNya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun