Mohon tunggu...
hadi al rasyid
hadi al rasyid Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Teknik Universitas Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Berita Kenaikan Tarif Dasar Listrik 2011

31 Desember 2010   12:15 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:08 625
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada pertengahan tahun 2010, PT PLN selalu menjadi bahan perbincangan publik. belum selesai persoalan pemadaman listrik di berbagai daerah, sekarang badan usaha milik negara itu kembali menjadi sorotan masyarakat melalui kebijakannya menaikkan tarif dasar listrik (TDL) yang berlaku efektif sejak 1 juli 2010. Sadar atau tidak, isu kenaikan tarif dasar listrik merupakan masalah klasik yang selalu muncul setiap tahunnya, dan seakan tidak ada satu solusi pun yang dapat ditawarkan guna memecahkan kebuntuan yang ada. Tetapi melalui tulisan ini penulis ingin mencoba sedikit menjelaskan mengenai permasalahan apa yang terjadi di dalam tubuh PLN, yang harapannya akan mendorong pemikiran kritis dari para rekan-rekan sekalian demi hadirnya sebuah solusi dari permasalahanyangada.

Sesungguhnya alur kerja PLN tidaklah terlalu rumit, dimulai dari mengolah bahan baku (Gas, BBM, Batu Bara dll) menjadi listrik kemudian dilanjutkan dengan proses transmisi energi listrik lalu diakhiri dengan proses pendistribusian listrik. Namun dari ketiga proses ini, proses pengolahan bahan baku lah yang tengah mendapat banyak sorotan. Dimulai dengan inkonsistensi kebijakan pemerintah yang dapat dilihat melalui preferensinya yang lebih memilih menjual bahan baku pada pihak asing sehingga berimbas pada terbatasnya pasokan bahan baku yang dapat dikonsumsi oleh PLN. Hal ini pada gilirannya membuat PLN, untuk tetap dapat mempertahankan proses produksinya membeli bahan baku tersebut dari luar negeri yang harganya cenderung lebih mahal. Permasalahan lain di proses ini yang tidak kalah vitalnya adalah dengan membengkaknya biaya operasional akibat mesin dual Furing yang dimiliki oleh PLN yang sekarang masih mempergunakan bahan bakar diesel yang memakan biaya operasional sebesar 81 tryliun/tahun. Andai mesin tersebut mempergunakan bahan bakar gas alam, PLN akan dapat menghemat biaya operasionalsebesar72,5tryiliun/tahun.

Paparan permasalahan diatas hanyalah sebagian gambaran permasalahan PLN dalam mengolah sumber daya alam bangsa ini menjadi listrik bagi kesejahteraan bersama. Masalah lain terdapat pada jumlah energi listrik yang harus diproduksi. dimana untuk menghindari pemadaman listrik, dalam sehari PLN secara konstan harus menyediakan pasokan listrik sebanyak beban maksimum dari konsumsi listrik per harinya. padahal beban puncak konsumsi listrik hanyalah terdapat pada selang waktu antara 17.00 – 22.00 saja. Peliknya, secara teknis PLN tidak dapat membuat kebijakan yang hanya memperbanyak produksi listrik di waktu-waktu tertentu demi menghindari pemborosan listrik dan penghematan biaya produksi produksi.


Sumber :
http://www.plnjateng.co.id/?p=22

Masalah yang penulis sebutkan diatas memang hanyalah sebagian kecil dari persoalan kompleks yang sedang dihadapi oleh PLN. Memang bukan pilihan bijaklah jika hanya dengan alibi pemerataan listrik, rakyat jua lah yang menanggung kerugian atas ketidakmampuan pemerintah dalam mengelola sumber daya yang ada, tetapi bukanlah masyarakat bijak pula jika kita hanya bisa menyalahkan pemerintah tanpa ikut serta dalam penyelesaian masalah yang ada. Oleh karena itu solusi yang dapat penulis tawarkan disini adalah mari kita bersama-sama untuk lebih menghargai keberadaan listrik dengan melakukan penghematan energi listrik terutama dalam jangka waktu 17.00 – 22.00, dimulai dari hal kecil, dimulai dari diri sendiri. Kita sadari atau tidak , sedikit saja kita mengenyampigkan ego, akan berdampak besar bagi saudara-saudara kita diluar sana, itu semua demi Indonesia yagn lebih baik di tahun 2011.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun