Oleh. Hadian M. Irfani
Desain interior telah mengalami evolusi signifikan selama beberapa dekade terakhir. Mulai dari era fungsionalitas di mana efisiensi dan kegunaan menjadi prioritas utama, kini kita berada di era yang lebih menekankan estetika dan kenyamanan visual. Dalam konteks Indonesia, perkembangan ini juga sangat terasa, sejalan dengan perubahan gaya hidup masyarakat serta perkembangan teknologi yang pesat.
Di era fungsionalitas, desain interior terutama berfokus pada pengoptimalan ruang. Rumah-rumah dan bangunan di Indonesia pada masa lalu sering kali didesain hanya untuk memaksimalkan penggunaan ruang guna memenuhi kebutuhan dasar hunian. Konsep ini sangat relevan mengingat urbanisasi yang menjamur dan peningkatan populasi yang pesat di kota-kota besar.
Perlahan namun pasti, pendekatan dalam desain interior mengalami pergeseran. Era digital membawa dampak besar pada hampir semua aspek kehidupan, termasuk cara kita mendesain dan menghidupi ruang dalam bangunan. Teknologi informasi dan komunikasi yang semakin maju memungkinkan akses mudah terhadap berbagai referensi desain dari seluruh dunia.
Tidak hanya itu, era digital juga memperkenalkan berbagai software desain yang memudahkan para desainer interior untuk menciptakan, merancang, dan memvisualisasikan ide-ide mereka. Di Indonesia, penggunaan software seperti AutoCAD, SketchUp, dan 3Ds Max telah menjadi standar industri dalam dunia desain interior.
Salah satu perubahan utama dalam desain interior modern adalah peningkatan fokus pada estetika. Masyarakat kini lebih memperhatikan tampilan visual dan pengalaman ruang secara keseluruhan. Tren ini tidak lepas dari pengaruh media sosial dan budaya visual yang semakin dominan dalam kehidupan sehari-hari.
Media sosial seperti Instagram dan Pinterest telah menjadi sumber inspirasi utama bagi banyak orang dalam mendesain rumah mereka. Di Indonesia, tidak jarang kita melihat rumah-rumah yang didesain dengan mengadopsi berbagai gaya internasional, mulai dari minimalis Skandinavia hingga gaya industri yang chic.
Pengaruh globalisasi juga terasa dalam pilihan material dan furnitur yang digunakan. Berbagai material premium yang dulu jarang ditemui di pasar lokal kini bisa dengan mudah diakses. Namun demikian, perkembangan yang menarik adalah bagaimana desainer lokal mulai menggabungkan unsur-unsur tradisional dengan gaya modern, menciptakan estetika yang unik dan khas Indonesia.
Salah satu contoh nyata adalah peningkatan penggunaan elemen-elemen tradisional seperti batik, rotan, dan ukiran kayu dalam desain interior kontemporer. Produk-produk lokal ini tidak hanya memberikan sentuhan estetika yang menarik tetapi juga mendukung keberlanjutan industri kerajinan tradisional.