Mohon tunggu...
Hadian Mukhlisha Irfani
Hadian Mukhlisha Irfani Mohon Tunggu... Arsitek - BIM and CPM Designer (Mahasiswa Magister Teknik Sipil UII Yogyakarta)

Sebagai mahasiswa yang sedang belajar tentang Teknik Sipil, dan terus berikhtiar menggeluti Spesialis "Building Information Modelling (BIM) Design dan Construction Project Management (CPM)". Saya terus berusaha belajar dan mencoba untuk menggabungkan ketepatan teknis dengan sentuhan artistik, dalam setiap proyek yang saya pelajari. Tentu, dengan modal kejujuran dan integritas, dan saya lebih banyak mendengarkan dan memahami kebutuhan 'klien' secara mendalam, sehingga dapat merancang konstruksi bangunan yang tidak hanya estetis, tetapi juga fungsional dan nyaman untuk digunakan. Dengan senantiasa komit terhadap kualitas dan kepuasan 'klien', saya selalu mencoba berkontribusi dalam menciptakan lingkungan yang harmonis dan inspiratif bagi setiap orang yang menghuninya.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Strategi Efektif dan Tantangannya dalam Memelihara dan Mengembangkan Kompetensi Teknik Sipil ?!

17 Agustus 2024   14:53 Diperbarui: 17 Agustus 2024   15:02 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: irfanihome.archin

Oleh. Hadian M. Irfani

Sebagai mahasiswa magister dan pengamat dunia pendidikan, dalam bidang Teknik Sipil, saya kerap bertemu dengan banyak teman-teman mahasiswa magister yang datang berdiskusi, untuk memperdalam pengetahuan dan berkontribusi dalam sektor pembangunan. Namun demikian, salah satu tantangan terbesar bagi para mahasiswa magister Teknik Sipil di Indonesia, adalah bagaimana mereka dapat secara efektif memelihara dan mengembangkan kompetensi yang relevan dengan dunia industri konstruksi dan akademik yang terus berkembang.

Salah satu strategi utama yang dapat ditempuh adalah memperkuat dasar teori dan aplikasi praktis. Mahasiswa magister di bidang Teknik Sipil harus memahami bahwa teori tanpa aplikasi praktis adalah seperti bangunan tanpa fondasi yang kuat. Oleh karena itu, kurikulum harus menggabungkan pendekatan praktis dalam bentuk laboratorium, praktikum lapangan, dan proyek nyata yang berfungsi sebagai media untuk menerapkan teori yang telah dipelajari di kelas.

Selain itu, kolaborasi dengan industri konstruksi akan sangat penting. Melalui program magang atau kerjasama penelitian dengan perusahaan konstruksi, mahasiswa akan mendapatkan wawasan langsung tentang bagaimana teori diterapkan dalam proyek-proyek nyata. Hal ini tidak hanya memberi mereka pengalaman praktis tetapi juga membangun jaringan profesional yang dapat bermanfaat di masa depan.

Namun, pengembangan kompetensi ini tidak datang tanpa tantangan. Salah satu kendala terbesar adalah keterbatasan sumber daya, baik dalam hal finansial maupun fasilitas. Banyak institusi pendidikan di Indonesia tidak memiliki laboratorium canggih atau sarana prasarana yang cukup memadai untuk mendukung kegiatan praktikum yang komprehensif.

Selain itu, kurikulum yang terlalu teoretis juga menjadi hambatan. Mahasiswa terkadang merasa kesulitan untuk menghubungkan konsep teoretis dengan aplikasi praktis yang benar-benar relevan di lapangan. Oleh karena itu, perlu adanya penyesuaian kurikulum yang lebih fokus pada aplikasi dan pengembangan keterampilan praktis.

Gambar: irfanihome.archin
Gambar: irfanihome.archin

Pembelajaran berbasis proyek adalah salah satu solusi yang bisa diimplementasikan. Dengan melibatkan mahasiswa dalam proyek riil, mereka dapat secara langsung mengamati dan berpartisipasi dalam proses perencanaan, desain, dan konstruksi. Ini memungkinkan mereka untuk mengasah keterampilan problem-solving dan menambah keahlian praktis.

Tidak kalah pentingnya adalah pengembangan soft skills seperti: komunikasi, manajemen waktu, dan kerjasama tim. Ini adalah keterampilan yang sangat dibutuhkan di dunia kerja, namun seringkali terabaikan dalam kurikulum teknik. Mengadakan lokakarya, seminar, atau kegiatan ekstrakurikuler dapat menjadi cara efektif untuk mengembangkan aspek ini.

Peran dosen dan mentor juga tidak bisa diabaikan. Bimbingan dari dosen yang berpengalaman serta keterlibatan dalam kelompok penelitian dapat membantu mahasiswa untuk lebih memahami materi dan mengembangkan minat mereka dalam bidang tertentu. Interaksi ini juga membuka kesempatan untuk terlibat dalam proyek penelitian yang inovatif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun