Mohon tunggu...
Hadian Mukhlisha Irfani
Hadian Mukhlisha Irfani Mohon Tunggu... Arsitek - BIM and CPM Designer

Sebagai seorang yang sedikit mengerti tentang Teknik Sipil, dan terus berikhtiar menggeluti Spesialis "Building Information Modelling (BIM) Design dan Construction Project Management (CPM)". Saya terus belajar dan mencoba untuk menggabungkan ketepatan teknis dengan sentuhan artistik, dalam setiap proyek yang saya kerjakan. Tentu, dengan modal kejujuran dan integritas, dan saya selalu berusaha mendengarkan dan memahami kebutuhan 'klien' secara mendalam, sehingga dapat menciptakan konstruksi bangunan yang tidak hanya estetis, tetapi juga fungsional dan nyaman untuk digunakan. Dengan komitmen terhadap kualitas dan kepuasan 'klien', saya bisa berkontribusi dalam menciptakan lingkungan yang harmonis dan inspiratif bagi setiap orang yang menghuninya.

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Kesadaran Biaya di Setiap Tahap Proyek: Kunci Efisiensi dalam Manajemen Konstruksi!?

15 Agustus 2024   10:54 Diperbarui: 15 Agustus 2024   11:09 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar ilustrasi koleksi hadhi.archin (Hadian M. Irfani)

Oleh. Hadian M. Irfani

Manajemen proyek konstruksi memerlukan pendekatan yang holistik untuk mengendalikan biaya di setiap tahap agar memastikan efisiensi serta pencapaian target waktu dan mutu yang optimal. Di Indonesia, pembangunan infrastruktur dan proyek-proyek besar lainnya semakin gencar dilaksanakan, menuntut manajemen yang lebih baik dan terstruktur, terutama dalam hal pengendalian biaya.

Tahap pertama dalam manajemen konstruksi adalah perencanaan awal. Pada tahap ini, estimasi biaya harus dilakukan dengan cermat untuk menghindari pembengkakan biaya di kemudian hari. Di Indonesia, sering kali terjadi perbedaan antara estimasi awal dan realisasi biaya, yang memerlukan kajian yang lebih mendalam dalam penyusunan anggaran.

Selanjutnya adalah tahap desain. Pada tahap ini, koordinasi yang baik antara arsitek, insinyur sipil, dan pihak proyek harus dilakukan guna memastikan bahwa desain yang dihasilkan tidak hanya estetis tetapi juga ekonomis. Penggunaan teknologi Building Information Modeling (BIM) menjadi sangat relevan di Indonesia untuk menekan kesalahan dan memperkirakan biaya secara lebih akurat.

Tahap tender adalah dimana pihak kontraktor dipilih. Di sini, transparansi dan kompetisi yang sehat harus dijaga untuk memperoleh penawaran harga terbaik tanpa mengorbankan kualitas. Memastikan kontraktor yang berpengalaman dan terpercaya di Indonesia menjadi krusial untuk menghindari risiko finansial dan operasional.

Saat masuk ke dalam tahap konstruksi, pengendalian biaya menjadi lebih intensif. Monitoring proyek dengan sistem manajemen biaya yang baik penting untuk mencegah terjadinya pemborosan dan over-budget. Pengawasan ketat terhadap penggunaan material dan tenaga kerja sangat diperlukan dalam konteks Indonesia yang memiliki tantangan tersendiri seperti ketersediaan material dan fluktuasi harga.

Gambar: ilustrasi koleksi hadhi.archin (Hadian M. Irfani)
Gambar: ilustrasi koleksi hadhi.archin (Hadian M. Irfani)

Pengawasan lapangan harus selalu diintegrasikan dengan laporan keuangan yang terperinci. Di Indonesia, praktik ini terkadang terhambat oleh kurangnya keterbukaan informasi dan administrasi yang kompleks. Oleh karena itu, implementasi sistem informasi manajemen proyek yang terintegrasi dapat membantu dalam pengendalian biaya yang lebih efisien.

Selain itu, penting untuk menerapkan strategi manajemen risiko sejak awal. Identifikasi dan mitigasi risiko, baik itu dari sisi teknis, lingkungan, maupun finansial, harus dilakukan secara proaktif. Di negara seperti Indonesia yang rawan bencana alam, pemahaman akan manajemen risiko biaya menjadi sangat penting.

Pada tahap pengadaan material, pemilihan supplier yang tepat menjadi salah satu elemen kunci. Harga dan kualitas material yang digunakan akan berdampak langsung pada keseluruhan anggaran. Negosiasi kontrak dengan supplier harus dilakukan secara profesional untuk mendapatkan harga yang kompetitif tanpa mengorbankan spesifikasi yang dibutuhkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun