Mohon tunggu...
Hadian Mukhlisha Irfani
Hadian Mukhlisha Irfani Mohon Tunggu... Arsitek - BIM and CPM Designer

Sebagai seorang yang sedikit mengerti tentang Teknik Sipil, dan terus berikhtiar menggeluti Spesialis "Building Information Modelling (BIM) Design dan Construction Project Management (CPM)". Saya terus belajar dan mencoba untuk menggabungkan ketepatan teknis dengan sentuhan artistik, dalam setiap proyek yang saya kerjakan. Tentu, dengan modal kejujuran dan integritas, dan saya selalu berusaha mendengarkan dan memahami kebutuhan 'klien' secara mendalam, sehingga dapat menciptakan konstruksi bangunan yang tidak hanya estetis, tetapi juga fungsional dan nyaman untuk digunakan. Dengan komitmen terhadap kualitas dan kepuasan 'klien', saya bisa berkontribusi dalam menciptakan lingkungan yang harmonis dan inspiratif bagi setiap orang yang menghuninya.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Menguak Misteri Value Engineering (VE): Revolusi Baru dalam Manajemen Proyek Konstruksi !?

14 Agustus 2024   13:52 Diperbarui: 14 Agustus 2024   14:00 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: Dok. Pribadi (dalam sebuah acara)

Oleh. Hadian M. Irfani

Value Engineering (VE) merupakan sebuah pendekatan sistematis yang bertujuan untuk meningkatkan nilai dan efisiensi proyek konstruksi. Sebagai sebuah metode ilmiah yang memanfaatkan analisis fungsional, VE bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengeliminasi biaya yang tidak diperlukan, tanpa mengurangi kualitas, kinerja, atau nilai proyek yang dihasilkan. Di Indonesia, konsep VE belum sepenuhnya dikenal dan diterapkan secara luas, meskipun potensinya sangat besar dalam menghadirkan solusi inovatif untuk proyek-proyek konstruksi yang berbiaya efisien dan berkualitas tinggi.

Tahapan pertama, dalam proses VE adalah persiapan. Selama tahap ini, tim proyek mengumpulkan informasi awal mengenai proyek, termasuk tujuan, lingkup, anggaran, dan batasan lainnya. Tahap persiapan sangat penting karena memberikan landasan yang solid untuk semua tahapan berikutnya. Di Indonesia, seringkali minimnya data yang akurat dan lengkap menjadi kendala utama dalam proses persiapan ini.

Tahap kedua, adalah pengumpulan informasi mendetail. Informasi yang dikumpulkan meliputi spesifikasi teknis, pilihan material, metode konstruksi, dan faktor-faktor lain yang berhubungan dengan proyek. Melalui analisis mendalam, tim proyek dapat mengidentifikasi peluang untuk memperoleh efisiensi biaya. Di Indonesia, pengumpulan informasi ini sering kali menghadapi tantangan berupa keterbatasan akses terhadap data teknis yang relevan.

Analisis fungsional, sebagai tahap ketiga, melibatkan identifikasi fungsi dari setiap elemen proyek. Tujuannya adalah untuk memahami secara mendetail fungsi-fungsi yang harus dipenuhi oleh setiap komponen proyek. Dalam konteks Indonesia, analisis fungsional ini harus memperhitungkan kondisi lokal, seperti iklim tropis, budaya lokal, dan kebutuhan spesifik masyarakat setempat.

Sumber: value.fm
Sumber: value.fm

Tahap keempat, adalah pembuatan kreasi ide-ide inovatif. Di sini, tim proyek didorong untuk menghasilkan sebanyak mungkin ide-ide alternatif yang dapat meningkatkan nilai proyek. Metode brainstorming biasanya digunakan dalam tahap ini. Indonesia dengan keberagaman budaya dan ide-ide kreatif masyarakatnya memiliki potensi besar dalam menciptakan ide-ide inovatif yang dapat digunakan dalam proyek-proyek konstruksi.

Seleksi ide, tahap kelima, melibatkan evaluasi ide-ide yang dihasilkan dalam tahap sebelumnya. Dalam proses ini, tim proyek mengevaluasi manfaat dan biaya setiap ide, serta memilih ide-ide yang paling berpotensi untuk meningkatkan nilai proyek. Di Indonesia, proses seleksi ini perlu dilakukan secara cermat dengan mempertimbangkan kondisi ekonomi dan sosial masyarakat setempat.

Tahap keenam, adalah pengembangan ide. Ide-ide yang telah terpilih kemudian diuji dan dimatangkan lebih lanjut dalam tahap ini. Prototipe dan model diuji untuk memastikan bahwa ide tersebut dapat diterapkan secara efektif. Di Indonesia, kolaborasi antara akademisi, profesional, dan praktisi di lapangan sangat penting dalam tahap pengembangan ini.

Tahap ketujuh, adalah evaluasi dan presentasi hasil. Dalam tahap ini, hasil analisis dan pengembangan disajikan dan dibandingkan dengan kondisi awal proyek. Evaluasi menyeluruh dilakukan untuk menilai sejauh mana ide-ide yang dikembangkan dapat meningkatkan nilai proyek. Di Indonesia, tahap ini sering kali menghadapi tantangan administratif dan birokratis yang dapat memperlambat proses implementasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun