Mohon tunggu...
Hadian Mukhlisha Irfani
Hadian Mukhlisha Irfani Mohon Tunggu... Arsitek - BIM and CPM Designer (Mahasiswa Magister Teknik Sipil UII Yogyakarta)

Sebagai mahasiswa yang sedang belajar tentang Teknik Sipil, dan terus berikhtiar menggeluti Spesialis "Building Information Modelling (BIM) Design dan Construction Project Management (CPM)". Saya terus berusaha belajar dan mencoba untuk menggabungkan ketepatan teknis dengan sentuhan artistik, dalam setiap proyek yang saya pelajari. Tentu, dengan modal kejujuran dan integritas, dan saya lebih banyak mendengarkan dan memahami kebutuhan 'klien' secara mendalam, sehingga dapat merancang konstruksi bangunan yang tidak hanya estetis, tetapi juga fungsional dan nyaman untuk digunakan. Dengan senantiasa komit terhadap kualitas dan kepuasan 'klien', saya selalu mencoba berkontribusi dalam menciptakan lingkungan yang harmonis dan inspiratif bagi setiap orang yang menghuninya.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Value Engineering: Perjalanan Panjang dari Konsep Hingga Implementasi di Dunia Konstruksi Modern

12 Agustus 2024   22:04 Diperbarui: 13 Agustus 2024   11:30 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tahun 1969 menyaksikan National Aeronautics and Space Administration (NASA) dan Office Facilities mulai melakukan studi dan pelatihan formal VE. Langkah ini mempertegas pentingnya VE dalam proyek-proyek besar dan kompleks, membawa VE ke tingkat yang lebih tinggi dalam manajemen proyek.

US Congress pada tahun 1970 merekomendasikan dan mendukung penerapan VE untuk proyek Jalan Raya Federal Aid. General Services Administration (GSA) juga mulai menerapkan VE pada program kontraktor bangunan. Ini menunjukkan bahwa VE diakui secara luas sebagai metode yang efektif dalam meningkatkan efisiensi dan kualitas proyek pemerintah.

Tahun 1973, SAVE meluncurkan program sertifikasi spesialis VE. Sertifikasi ini membantu memastikan para praktisi VE memiliki kompetensi yang diperlukan untuk menerapkan teknik VE dengan efektif. Sertifikasi juga memberikan kredibilitas lebih pada penerapan VE dalam proyek konstruksi.

Berlanjut ke 1974, sertifikasi spesialis nilai dalam konstruksi oleh GSA menjadi prasyarat bagi mereka yang terlibat dalam proyek konstruksi yang didanai oleh pemerintah. Hal ini menunjukkan bahwa VE telah benar-benar diintegrasikan ke dalam sistem manajemen proyek konstruksi.

Pada tahun 1987, American Association for State and Highway Transportation Officials (AASHTO) menerbitkan "Guidelines for VE". Dokumen ini menjadi panduan utama dalam penerapan VE pada proyek jalan raya di seluruh negeri, termasuk prinsip-prinsip dan metodologi yang harus diikuti oleh kontraktor.

Tahun 1993, The Office of Management and Budget (OMB) di Amerika Serikat mengeluarkan surat edaran yang mendorong semua lembaga federal untuk mengimplementasikan teknik VE secara luas. Langkah ini menunjukkan komitmen pemerintah terhadap VE sebagai alat utama untuk kontrol biaya dan peningkatan nilai proyek.

Di Indonesia, VE mulai dikenal luas seiring dengan semakin banyaknya proyek infrastruktur besar yang membutuhkan efisiensi biaya tinggi. Proyek-proyek seperti pembangunan jalan tol, jembatan, dan gedung pencakar langit mulai menerapkan konsep VE untuk dapat memenuhi target anggaran tanpa mengorbankan kualitas.

Salah satu contoh sukses penerapan VE di Indonesia adalah pada proyek Jalan Tol Trans Jawa. Proyek ini menggunakan VE untuk mengidentifikasi area-area yang dapat dihemat biaya tanpa mengurangi kualitas atau daya tahan jalan. Hal ini memungkinkan proyek berjalan lebih efisien dan tepat waktu.

Selain itu, VE juga mulai diterapkan pada pembangunan gedung-gedung perkantoran dan residensial di kota-kota besar seperti Jakarta dan Surabaya. Para kontraktor dan konsultan menggunakan VE untuk mengoptimalkan desain dan penggunaan material sehingga dapat mengurangi biaya tanpa mengkompromikan estetika dan fungsi.

Implementasi VE dalam proyek konstruksi di Indonesia juga didukung oleh akademisi yang melakukan penelitian dan menawarkan pelatihan khusus tentang VE. Dengan begitu, calon-calon insinyur dan manajer proyek dapat lebih siap menerapkan konsep VE dalam pekerjaan mereka.

Pada akhirnya, perjalanan VE dari konsep hingga implementasi menunjukkan betapa pentingnya pendekatan sistematis dan analitis dalam meningkatkan nilai proyek konstruksi. Di Indonesia, penerapan VE masih memiliki ruang yang sangat besar untuk berkembang, terutama dengan kebutuhan infrastruktur yang terus meningkat dan tantangan untuk menjaga anggaran proyek tetap efisien. Wallahu A'lamu Bishshawwab.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun