Pukul 13.00 Wib Kemarin (21/02), saya diminta oleh keluarga untuk menjadi sopir dan mengantar mereka pergi JJL (Jalan Jalan ) ke Salah satu Pusat Perbelanjaan di Kota Palembang yang di kenal dengan nama Internasional Plaza. Tanpa pikir panjang saya pun langsung mengambil kunci mobil dan langsung menuju Garasi untuk menyalakan mobil dan mengeluarkannya dari garasi Rumah. Terlihat beberapa anggota keluarga yang sejak tadi telah menunggu di teras rumah langsung masuk ke dalam Mobil. Sayapun merespon aktifitas mereka tersebut dengan menekan GAS mobil dan tak beberapa lama halaman rumah sayapun menghilang dari penglihatan. Tiba di jalan A. Rivai laju mobil pun dipaksa harus berjalan perlahan, "ah.. macet lagi" gumam ku dalam hati, ya begitulah macet di jalur jalan ini sudah menjadi makanan harian pengguna jalan di Kota Palembang, berdasarkan pengamatan saya yag selalu melewati jalan ini, kemacetan setiap waktu di jalan ini,salah satunya disebabkan banyaknya kendaraan kendaraan Pribadi yang parkir menggunakan badan jalan, hal ini merupakan dampak dari kantor tempat mereka bekerja tidak memiliki halaman parkir, dan kondisi inipun di perparah oleh Kendaraan Umum seperti angkot yang seenak jidatnya berhenti untuk menaik dan menurunkan penumpangnya di jalan. Lampu Hijau di Persimpangan Charitas mulai menyala mengantikan lampu tanda berhenti yang sudah 5 menit menyala, ini pertanda saya harus menekan Gas kembali dan masuk ke wilayah jalan macet yang baru, tapi alhamdulilah nasib baik menyapa kami saat mobil yang saya kendarai melewati jalan ini karena kemacetan belum (di) mulai. Akan tetapi Nasib Baik yang saya rasakan ini, ternyata tidaklah permanen menyapa saya sepanjang berkendara, karena baru saja saya lewat di Bundaran depan Pasar Cinde, tiba tiba seorang laki laki besar tinggi memakai helm putih dan berpakian Cokalt di selimuti rompi berwarna Hijau menyala yang dibelakang nya bertuliskan Polisi menghadang mobil saya, dan memberikan aba aba kepada saya untuk segera berhenti di kiri jalan,Melihat hal itu Saya pun (dengan Logat bahasa palembang) langsung berkata kepada Kakak Perempuan yang duduk disamping saya Saya ; Nah ado apo pulo Polisi nih, ai lokak balak? Kakak : yo sudahlah, ikuti baelah. Sambil meminggirkan mobil, kakak pun bertanya kepada saya Kakak : STNK tadi Kau bawak dak? Sambil meraba dan memenganggi kantong belakang celana, saya pun menjawab Saya : Nah idak kak! jangan ke STNK Dompet bae aku dak bawak. Dengan Nada pasrah, kakak ku pun menjawab "Yo sudah Kalo cak itu." Di Luar mobil tampak Polisi itu pun mendekat ke arah mobil kami.
Polisi : Siang bapak, Bisa saya lihat STNK mobilnya? Saya : Maaf pak, saya Lupa membawa STNK. Polisi : Bisa saya lihat SIM Bapak? Saya : Itupun saya Lupa membawanya pak, karena kebetulan saya lupa membawa Dompet sehingga semua kelangkapan kendaraan pun tidak saya bawah. Polisi : Kalo begitu, ikut saya ke POS sayapun langsung membuka pintu Mobil dan mengikuti polisi tersebut berjalan menuju Pos Polisi, yang tempatnya berada di bawah Jembatan Penyeberangan yang ada tepat di depan pasar Cinde. Sampai di Pos Polisi, Bapak polisi yang tidak memperkenalkan namanya inipun, langsung menunjukan sebuah buku tilang yang di belakangnya ada tulisan tentang beberapa pasal beserta keterangan tentag Nilai Nominal denda yang harus dibayar jika melanggar pasal pasal yang ada dalam undang undang lalu lintas No 22tahu 2009 Polisi : Bapak Bekerja Dimana? Saya : Saya bekerja di Swasta Pak. Polisi : Oh, saya pikir kamu PNS atau yang lainnya. Saya : bukan Pak. Polisi : Kamu melanggar aturan lalulintas yaitu tidak membawa SIM dan STNK, Beserta tidak memaki sabuk pengaman saat mengendarai kendaraan, sehingga kendaraan mu bisa saja saya tahan. Sambil mengangukan kepala saya pun berkata "Iya,pak" Polisi : Tapi karena saya kasihan melihat kamu yang membawa banyak keluarga, yang otomatis jika mobil kamu saya tahan, maka kamu harus meminta keluar. ga mu untuk turun disini, dan naik mobil umum untuk pulang, untu itu kamu cukup saya tilang dan membayar denda. Mendengar perkataan pak Polisi itu saya pun kembali menggangukan kepala namun bedanya anggukan saya kali ini tanpa saya ikuti dengan kata kata. Polisi : Denda yang harus kamu bayar untuk pelnggaran tidak membawa SIM dan STNK 750 ribu sampai 1 Juta, sedangkan untuk sabuk Pengaman 250 ribu, dan untuk denda yang paling minimal adalah 100 ribu, Nah ..untuk Bapak saya kenakan nominal denda paling rendah saja, yaitu 150 ribu, 50 ribunya untuk saya. Setelah mengatakan hal ini pak Polisi itupun langsung berhenti berkata, dan menyela nafas panjang sambil melihat respon dari raut muka saya. Seiring dengan itu dari dalam mobil saya, terlihat kakak perempuan saya keluar dari Mobil dan mendekati saya serta langsung berkata : kakak : Cakmano Di? aku telpon Ayah bae ye minta antar ke STNK dan Dompet kau kesini.? Polisi : gak usah bu, gak apa apa kok. Mendengar hal itu Kakak saya pun langsung diam sambil menunjukan wajah penuh dengan pertanyaan atas perkataan Bapak Polisi.Sayapun mendekati Kakak saya dan berbisik kepadanya : Saya : Polisi ini minta uang 150 Ribu,kak? Mendengar hal tersebut kakak saya langsung membuka dompetnya dan mengeluarkan uang sebesar yang baru saya sebutkan tadi, serta langsung memberikan nya kepada saya. Melihat apa yang dilakukan kakak saya tersebut, Pak Polisi langsung menanyakan nama saya dan menuliskannya di lembar kertas tilang berwarna hijau, dan langsung meminta saya untuk menanda tangai nya, tapi anehnya bukan lah di tulis dikolom biasa nama pelanggar tetapi di tulis di sisi kiri kertas yang setahu saya kalo kertas kwitansi kertas Kolom ini sebagai kertas yang tertinggal di buku bundelan buku Kwitansi (Arsip), untuk secara pastinya Aku Lupa sebutan nya. Setelah tanda tangan saya bubuhkan Pak Polisi itupun berkata "masukan uangnya ke dalam kantong saya" ---- End ---- Tips HEMAT membeli Pasal ; Berkaca dari pengalaman pribadi yang saya alami ini agar para pembaca tidak terlalu rugi dan menyesal di kemudian hari maka jangan sungkan sungkan melakukan tawar Menawar harga, kalo berurusan dengan Polisi di negeri Indonesia. Ingat Pembeli = Korban tilang adalah Raja. heheh
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Catatan Selengkapnya