Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Tahun Baru, Pribadi Baru? Tanyakan Pada Suarez!

31 Desember 2015   11:41 Diperbarui: 31 Desember 2015   13:30 631
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apa yang ada dalam benak Anda ketika mengingat nama Luis Suarez?

Apakah bayangan jejak rekamnya sebagai penyerang mematikan ketika berkostum Ajax Amsterdam, Liverpool hingga Barcelona. Atau justru gambaran sederet kontroversi yang pernah ia bikin di lapangan dari mulai kasus rasial hingga gigitan menghebohkan.

Mendeskripsikan Suarez, persis ketika kita menjelaskan tentang sebuah gelas yang setengah bagiannya terisi oleh air. Anda bisa menyebut gelas itu terisi air separuh. Atau, menyebut gelas itu kosong separuh. Kita bisa menilai dia dari sudut pandang manapun; baik atau buruk.

[caption caption="Suarez kini menjadi pribadi baru/Daily Mail"][/caption]

Suarez memang pesepak bola dengan ‘banyak wajah’. Kadang, media menggambarkannya sebagai pesepak bola yang diinginkan oleh semua pelatih karena aset skill yang ia miiki. Media mencitrakan dia sebagai penghibur penonton tulen lewat gol-gol nya yang berhamburan ke gawang lawan. Namun, media juga bisa menampilkan wajah lain Suarez sebagai pribadi yang labil sehingga emosinya kadang tak terkendali.

Di Piala Dunia 2014, ketika Uruguay melawan Italia di fase grup, media dengan kejam mencitrakan Suarez sebagai seorang ‘vampir’ penggigit lawan ketika dia dituding menggigit bahu bek Timnas Italia, Giorgio Chiellini. Sebelumnya, dia juga pernah mengigit lawan di Liga Belanda dan Liga Inggris. Namun, gaung Piala Dunia, membuat citra buruk Suarez sebagai penggigit lawan, lebih mendunia. Dunia pun mengenalnya sebagai ‘vampir’. Bukan striker yang baru saja didaulat sebagai penyerang paling rakus gol di Liga Inggris musim 2013/14.

[caption caption="Suarez dicitrakan sebagai vampir penggigit/daily mail"]

[/caption]

Maka, ketika Barcelona mengumumkan resmi mendapatkan Suarez dari Liverpool pada Juli 2014, itu hanya kabar pelipur lara. Sebab, nama Suarez sudah kadung tercoreng. Apalagi, ia diskorsing FIFA selama empat bulan tidak boleh berhubungan dengan sepak bola. Tidak boleh main. Tidak boleh ikut latihan. Bahkan, menginjakkan kaki di stadion sebagai penonton pun tidak boleh. Suarez bak seperti ‘penyakit’ yang harus dijauhkan dari sepak bola. Itu hukuman paling kejam yang pernah diterima oleh pesepak bola di era milenium.

Suarez baru terbebas dari hukuman berat pada 26 Oktober. Selama dua bulan di penghujung tahun 2014 itu, Suarez hanya mencetak dua gol. Satu gol Liga Champions. Dan satu gol di Liga Spanyol ke gawang Cordoba setelah delapan kali tampil.

Hukuman dan citra buruk yang disematkan kepada dirinya, rupanya sangat berpengaruh pada penampilan Suarez. Situasi itu lantas membuatnya tersadar. Bahwa dosa lama harus dihapuskan. Meminta maaf kepada Chiellini dan ‘keluarga besar sepak bola’ sudah ia lakukan yang membuatnya dipuji sebagai pribadi humble yang mau mengakui kesalahan.

Namun, lompatan terpenting Suarez adalah kesadarannya untuk memaafkan dirinya sendiri. Inilah yang sering dilupakan orang. Kadang kita bisa memaafkan orang lain. Tetapi justru sulit memaafkan diri sendiri. Padahal, dalam banyak hal, ketidakmampuan memaafkan diri sendiri ini seringkali menyisakan penyesalan akut dan amarah yang sewaktu-waktu meledak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun