Keberhasilan menjuarai Premier League (Liga Inggris) musim 2015/16 membuat Leicester City tidak hanya telah mengubah pandangan banyak orang terhadap citra klub berlogo rubah ini. Citra Leicester telah terangkat. Leicester yang dulu diremehkan dan sekadar dilirik, kini dilihat dengan sepenuh mata.
Status juara itu juga membuat Leicester City telah berhasil mengubah “status sosial” mereka dalam komunitas sepak bola eropa. Leicester City yang dulunya hanya ‘klub pinggiran’, kini bak jadi “orang kaya baru” yang tergabung dalam grup elit klub-klub top eropa.
Status Leicester yang naik kelas sebagai orang kaya baru itu terlihat dari deretan jadwal pra musim yang mereka lakoni sebagai pemanasan menyambut Liga Inggris musim 2016/17. Bila tahun lalu, Leicester yang kala itu promosi ke Liga Primer Inggris hanya menghadapi klub-klub “yang jarang terdengar di telinga kita” selama pra musim semacam Walsall FC, Preston North End, Milton Keynes Dons dan Rotherham United. Tahun ini, jadwal pra musim Leicester terlihat sangat mewah.
Pekan lalu, anak asuh Claudio Ranieri menghadapi klub juara Liga Skotlandia, Glasgow Celtic di Glasgow dalam rangkaian International Champions Cup. Hasilnya, Leicester menang adu penalti 6-5 (1-1). Setelah itu, The Foxes bakal melakoni laga lebih berat, menghadapi juara Ligue 1 Prancis, Paris Saint-Germain pada 30 Juli di Carson. Dan empat hari kemudian, meladeni juara Liga Spanyol, FC Barcelona di Stockholm (Swedia).
Pelatih Leicester, Claudio Ranieri mengatakan, pertandingan glamour di masa pramusim tersebut akan menjadi gladi resik yang menguntungkan bagi anak asuhnya sebelum mencicipi penampilan perdana di Liga Champions 2016/17. Dia meminta timnya untuk mulai berpikir sebagai tim besar dengan segala konsekuensi nya.
“Penting untuk mulai berpikir sebagai klub besar di mana setiap orang di dunia membicarakan Leicester dan akan melihat kami. Itu bagus bagi citra klub,” tegas Ranieri seperti dikutip Daily Mail.
“Saya ingin pikiran mereka jadi lebih terbuka. Karena, tidak banyak dari mereka yang pernah bermain di kompetisi Eropa melawan tim-tim besar. Ini menjadi penting karena kami akan bersaing di Liga Champions,” sambung juru taktik asal Italia ini.
Setelah laga melawan Barcelona, Leicester bakal menghadapi Manchester United pada 7 Agustus di laga Community Shield yang merupakan “gerbang” sebelum dimulai Liga Inggris. Dan, sepekan kemudian, Leicester akan memulai kampanye mempertahankan gelar dengan menghadapi tim promosi, Hull City. Lantas, menyambut kedatagan Arsenal.
Namun, tantangan paling berat bagi Leicester jelang menyambut Liga Inggris musim 2016/17 sejatinya adalah bagaimana mempertahankan pemain-pemain terbaik mereka. Maklum, satu demi satu pemain bintang Leicester terus digoda klub-klub besar agar mau pindah dengan tawaran gaji lebih besar.