Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Menulis Kesehatan Itu Menyenangkan, Dapat Honor, Juga Bikin Sehat

21 Juni 2016   13:42 Diperbarui: 21 Juni 2016   14:19 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Menulis. Satu kata, tapi punya banyak makna. Nyatanya, ada banyak definisi tentang makna menulis. Tiap orang punya persepsi berbeda tentang menulis, bergantung dari pengalamannya. Sehingga, definisi itu pun berhamburan, bak daun-daun berserakan.

Pramoedya Ananta Toer menganggap menulis adalah bekerja untuk keabadian. Kata dia, “orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah.” Lain lagi dengan Seno Gumira Adji. Baginya, menulis adalah suatu cara untuk bicara, suatu cara untuk berkata, suatu cara untuk menyapa—suatu cara untuk menyentuh seseorang yang lain entah di mana. Cara itulah yang bermacam-macam dan di sanalah harga kreativitas ditimbang-timbang.”

Bagi saya, menulis adalah jalan hidup. Menulis adalah cara saya menjemput rezeki dari Sang Pemberi Rezeki. Belakangan, saya tahu bahwa menulis ternyata bukan hanya bisa menjadi pintu bagi terkirimnya rezeki. Tapi, menulis juga bisa bikin sehat. Ya, dengan menulis, saya jadi tahu bagaimana caranya hidup sehat.

Ceritanya, sejak beberapa bulan lalu, ada teman yang minta dibantu untuk mengerjakan majalah bertema kedokteran. Saya diminta untuk menulis naskah-naskahnya. Dan tentu saja, saya harus melakukan wawancara dengan beberapa dokter yang memiliki beragam keahlian dan spesialisasi, sesuai dengan tema yang sedang diulas. Maka, jadwal wawancara dengan dokter-dokter itu mulai masuk dalam agenda rutin.  

Saya pernah mewawancara dokter spesialis kandungan. Juga pernah mewawancara dokter spesialis bedah syaraf, dokter spesialis jantung, dokter spesialis kulit hingga dokter spesialis anak. Awalnya itu menantang. Tetapi itu menyenangkan.

Saya mendapatkan kesempatan bertemu dan mewawancarai dokter-dokter hebat yang sudah puluhan tahun bekerja profesional di bidangnya. Terkadang susah untuk sekadar membuat janji wawancara karena kesibukan mereka. Tapi, disitulah tantangannya. Dan, tantangan kedua adalah, saya harus secara singkat menguasai tema sesuai materi wawancara. Bagi orang yang tidak punya latar belakang ilmu medis seperti saya, itu tidak mudah. Saya harus membaca banyak materi terlebih dulu sebelum melakukan wawancara. Saya meyakini, dengan menguasai materinya, tugas saya sudah setengah berhasil. Setengahnya tinggal bagaimana meyakinkan narasumber melalui cara mewawancara yang baik agar mereka mau terbuka dan nyaman bicara dengan saya.

Dan yang paling menyenangkan dari menulis tema kesehatan, saya tidak hanya mendapat honor menulis. Tapi juga pengetahuan untuk sehat. Wawancara dengan beberapa dokter yang sejatinya merupakan kerjaan, justru lebih seperti konsultasi gratis. Ya, menulis ternyata juga bisa bikin sehat. Mendapat banyak informasi tentang berbagai penyakit, juga bagaimana penyebabnya dan cara pencegahannya, membuat saya bisa lebih tersadar untuk hidup lebih sehat dan mengoreksi pola hidup yang selama ini sudah dijalani.

Saya jadi tahu penyakit stroke itu tidak hanya menyerang mereka yang berusia di atas 50 tahun. Tetapi, mereka yang berusia muda dengan gaya hidup tak sehat dan kerja berlebihan, juga rentan terkena penyakit yang menyerang syaraf otak ini. Saya juga jadi tahu bagaimana cara pencegahannya.

Saya juga jadi tahu betapa kanker serviks menjadi "pembunuh nomor satu" bagi perempuan dan pentingnya perempuan melakukan screening via pemeriksaan pap smear atau IVA. Itu membuat saya menjadi suami yang lebih peduli. Dan, saya juga bisa mendapatkan konsultasi gratis terkait tumbuh kembang anak serta apa yang harus dilakukan para orang tua bila Balita nya mulai menggilai gadget.

Insya Allah, hasil dari wawancara dengan dokter-dokter itu akan saya bagikan melalui tulisan-tulisan di Kompasiana. Karena, dengan berbagi pengetahuan, ilmu kita tidak akan berkurang. Tetapi justru bertambah. Sebab, akan ada banyak feed back yang masuk untuk semakin menyempurnakan pengetahuan kita. Salam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun