Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Bola

Manchester United Melempem, Inggris Pantas Ikut Cemas; Lho Kok?

2 November 2015   10:08 Diperbarui: 2 November 2015   10:43 263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Middlesbrough dan Crystal Palace. Dulu, dua tim itu ibarat makanan empuk bagi Manchester United (MU). Dulu, ketika di bench Manchester United masih ada pria bernama Alex Ferguson, dua tim itu bahkan tak punya nyali untuk bermain terbuka. Keduanya memilih ‘rela diserang’ sembari menunggu kesempatan untuk mencuri gol lewat serangan balik. Tapi itu cerita dulu. Bagaimana sekarang?

United kini bak kehilangan faktor takut (fear factor) sehingga tim-tim itu tidak lagi merasa perlu untuk takut terhadap nama besar tim pengoleksi gelar terbanyak Liga Inggris ini. Ya, rasa takut itu telah lenyap. Simak, ketika United menghadapi Crystal Palace di laga lanjutan English Primer League (EPL) akhir pekan kemarin. Terlihat jelas, pemain-pemain United seperti kalah motivasi, kalah ngotot dan kalah rasa lapar untuk menang.

Data statistic laga yang berakhir 0-0 itu menunjukkan, United kalah dari Palace dalam segala aspek, kecuali jumlah off side dan pelanggaran mereka yang lebih banyak. Sepanjang laga, United hanya mampu melepas satu on target ! Astaga ! Sementara Crystal Palace lima kali nyaris menjebol gawang David De Gea. Tidak berlebihan bila pemain berpengaruh Palace, Yohan Cabaye menyindir United dengan sindiran:

“Dulu ketika saya main untuk Newcastle dan melawan United, mereka seperti bisa mencetak gol kapan saja. Tapi, Manchester United yang ini tidak bisa apa-apa. Satu-satunya peluang mereka hanya tendangan bebas Wayne rooney di babak pertama” ujar Cabaye.

Tiga hari sebelumnya, nama besar United juga dipermalukan oleh tim Championship, Middlesbrough di ajang Piala Liga. Setelah bermain 0-0, United kalah adu penalti 1-3. Dan itu terjadi di Old Trafford, teater impian mereka. Total, dalam tiga pertandingan terakhir, Tim Setan Merah tidak mampu membuat gol. Ke mana Wayne Rooney?

[caption caption="Melempem---Rooney kini tak lagi garang/daily mail"][/caption]

Penampilan melempem United bak kerupuk kena air itulah yang pantas membuat Inggris cemas. Betapa tidak cemas, penampilan melempem United, dikhawatirkan akan menular ke Timnas Inggris ketika tampil di Piala Eropa 2016 mendatang. Sebab, ada empat hingga lima pemain United yang merupakan langganan main di tim Three Lions. Chris Smalling, Phil Jones, Luke Shawa, Michael Carrick, Ashley Young dan tentu saja, Wayne Rooney.

Dari nama-nama itu, Rooney lha yang paling sorot. Musim ini, top skor sepanjang masa Timnas Inggris ini seperti lupa cara membuat gol. Dia baru mencetak dua gol. Bahkan, ketika melawan Palace, pelatih Palace Alan Pardew menyebut strategi nya adalah menjaga Martial, bukan Rooney. Komentar yang seakan melecehkan Rooney bahwa seolah-olah dia bukan striker hebat sehingga tak perlu dikawal khusus. Fakta melempemnya Rooney di klub itu, tentu membuat pelatih Inggris Roy Hodgson ikut pusing. Sebab, dengan status kapten tim dan striker tertajam Timnas InggrisRooney jelas akan masuk dalam starting XI Inggris di Piala Eropa 2016.

Satu lagi yang membuat fans Inggris cemas adalah kekalahan adu penalti United dari Middlesbrough. Anda tahu siapa tiga eksekutor United yang gagal? Ya benar. Rooney eksekutor pertama sepakannya ditepis kiper The Boro. Carrick sebagai eksekutor ketiga sepakannya melangit dan Ashley Young sebagai penendang keempat sepakannya juga terbaca kiper lawan. Ketiganya adalah pemain Inggris. Dan itu semakin menguatkan kenyataan bahwa pemain asli Inggris memang ‘sering bermasalah’ ketika babak adu penalti.

[caption caption="Gagal Penalti--Penalti Rooney digagalkan kiper Middlesbrough/Daily Mail"]

[/caption]

Anda pasti masih ingat ketika penalty ala Panenka Andrea Pirlo, jadi biang kekalahan Inggris dari Italia di perempat final Piala Eropa 2012 lalu. Kala itu, Ashley Young dan Ashley Cole gagal. Lalu di Piala Eropa 2004, terpelsetnya Beckham jadi awal kekalahan adu penalty Inggris atas Portugal 5-6, juga di perempat final. Dan di Piala Eropa 1996, Inggris yang jadi tuan rumah Piala Eropa, kalah adu penalti 5-6 di semifinal dari sang musuh bebuyutan, Jerman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun