Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Luis Enrique dan Ruang Sendiri

3 Maret 2017   16:45 Diperbarui: 3 Maret 2017   16:48 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Luis Enrique, mundur demi merasakan ruang sendiri/uefa.com

Ada banyak cara untuk mundur dari pekerjaan. Namun, adakah cara yang lebih indah dari pengumuman mundur seperti yang dilakukan Luis Enrique Martinez Garcia?

Tengah pekan kemarin, pelatih Barcelona ini mengumumkan bahwa dirinya akan resign pada akhir musim 2016/17. Dia akan menyudahi petualangan hebatnya bersama Barca yang dimulainya pada 2014 silam.

Momentum pengumuman mundur itu serasa begitu tepat. Enrique menyampaikannya usai Barca menang 6-1 atas Sporting Gijon yang membawa klub berjuta fans di Indonesia ini naik memimpin klasemen Liga Spanyol, menggeser sang rival abadi Real Madrid ke posisi dua . Bukankah itu momentum yang teramat manis bagi keluarga besar Barca.

Keputusan itu sejatinya tidak terlalu mengejutkan. Beda jauh dengan kontroversi pemecatan Claudio Ranieri dari jabatan pelatih Leicester City sepekan sebelumnya. Namun, tetap saja, mundurnya pelatih berusia 46 tahun itu memunculkan sejumlah pertanyaan. Analogi sederhananya, tidak akan ada asap bila tidak ada api yang menyala. Bila tidak ada apa-apa, mengapa Enrique harus mundur dari jabatan yang diidam-idamkan oleh banyak pelatih bola ini.

Curhatan Enrique yang dimuat di beberapa media, termasuk di situs resmi Federasi Sepak Bola Eropa, UEFA, www.uefa.com sepertinya menjadi jawaban dari keputusan mundur tersebut. Dia mengatakan, keputusan yang disebutnya sangat sulit itu, sudah dipikir oleh nya sejak lama. Enrique juga mengaku telah bertemu dengan Direktur Klub Barca, Albert Soler dan Robert Fernández pada masa pra musim lalu. Dia menyebut sudah menyampaikan kepada mereka perihal kemungkinan tidak memperpanjang kontrak di Barca.

“Kala itu, mereka berkata kepada saya untuk tidak buru-buru mengambil keputusan. Sekarang, momen nya telah tiba. Alasannya, dalam pekerjaan ini, saya harus selalu berpikir mencari solusi terbaik untuk klub ini. Itu berarti saya tak punya waktu istirahat. Itu alasan utama saya untuk berhenti,” ujar Enrique.

Wajar bila keputusan itu serasa sulit untuk diambil. Sebab, Barcelona telah banyak memberi kenangan indah dalam karier pelatih yang sempat bermain di Real Madrid sebelum menjadi salah satu bagian sejarah Barca ini. Secara khusus, dia menyampaikan terima kasih kepada petinggi klub yang telah memberinya kepercayaan. Mulai dari menangani tim reserve, hingga tim senior Barca. Apalagi, selama tiga tahun melatih Barca, karier Enrique melompat tinggi. Dari seorang “pelatih “biasa” di Serie A kala melatih AS Roma dan melatih Celta Vigo, jadi pelatih juara Liga Champions. Dia juga memenangi dua gelar Liga Spanyol bersama Barcelona.

Pihak klub juga mengapresiasi kinerja Enrique. Klub mengakui pelatih kelahiran Gijon ini sukses memberi Barca banyak trofi. Total delapan trofi diberikan Enrique selama tiga tahun karier nya di Barca. "Dia bilang ke pemain dia akan berhenti. Itu kabar sedih karena dia pelatih bagus dan telah memberi kami banyak kesuksesan. Pemain juga masih punya motivasi super. Kami masih ada di tiga kompetis dan akan terus bekerja hingga 30 Juni nanti,” ujar presiden klub, Josep Maria Bartomeu.

Tetapi, apalah arti kesuksesan, apalah arti bergelimang trofi bila itu membuat hidup serasa tanpa jeda. Bekerja menganalisa permainan Barca, mencari kelemahan lawan, memotivasi pemain, belum lagi ketika dicemooh suporter seiring hasil buruk yang diraih Barca, telah merampas waktu Enrique. Dia butuh refreshing dalam artian sebenarnya. Bukan sekadar karena jeda kosong tiada pertandingan.

Apalagi, Enrique tipikal pria yang suka menikmati kesendiriannya untuk menyendiri. Pernah seusai pensiun sebagai pemain pada 2004 silam, dia memilih mengasingkan diri hidup di Australia untuk belajar surfing. Tidak ada lagi sepak bola. Pada 2005, dia juga menuruti passion nya untuk ambil bagian dalam beberapa lomba lari maraton.

Situasi di Barca dalam beberapa bulan terakhir juga membuat tekanan mengarah ke Enrique. Dari mulai penampilan Barca yang tidak stabil di Liga Spanyol hingga sempat berada di posisi ketiga. Dan puncaknya adalah kekalahan 0-4 dari Paris Saint Germain pada laga pertama babak 16 besar Liga Champions pada 15 Februari lalu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun