Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Kesempatan Terakhir Messi Menghapus “Kutukan”

6 Juni 2016   15:19 Diperbarui: 6 Juni 2016   17:31 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hapus Kutukan---Messi ingin menghapus kutukan tak pernah juara bersama Argentina di Copa America 2016/foto AP

Apakah benar ada kutukan di sepak bola ? Saya termasuk yang tidak percaya adanya kutukan. Saya juga tidak percaya, megabintang Argentina, Lionel Messi mengalami kutukan setiap membela negaranya di turnamen besar. Saya menganggap Messi hanya kurang beruntung.

Memang, kiranya mudah menyebut Messi “dikutuk” ketika berkostum Argentina. Betapa tidak, dengan kostum Barcelona, Messi sudah meraih semua piala dan gelar individu. Butuh kertas berlembar-lembar untuk mencatat berapa banyak piala, gelar individu dan juga rekor yang telah diraih dan diukir Messi. Tetapi, bersama Timnas Argentina, Messi bak pepatah bagai pungguk merindukan bulan. Messi telah memperkuat Argentina di enam turnamen besar. Dan, pencapaian terbaiknya hanyalah finalis. Memang, Argentina pernah dibawanya jadi juara sepak bola Olimpiade. Tetapi, di Olimpiade, sepak bola hanyalan bagian dari cabang olahraga yang dipertandingkan. Olimpiade bukanlah turnamen sepak bola seperti halnya Piala Dunia dan Copa America.

Frase "Messi Dikutuk" itu seolah menemukan pembenaran setelah kekalahan beruntun yang dialami Argentina di dua final turnamen akbar dalam dua tahun terakhir. Tahun 2014 lalu, usai Argentina kalah 0-1 dari Jerman di final Piala Dunia 2014 via gol masa perpanjangan waktu, Messi hanya bisa memandang sayu trofi Piala Dunia. Gelar individu pemain terbaik Piala Dunia yang diterimanya pun serasa hambar. Setahun kemudian, Messi kembali tertunduk di final Copa America 2015 ketika Argentina kalah adu penalti dari Chile. Messi sebagai penendang pertama, melakukan tugasnya dengan baik. Namun, dua penendang berikutnya, Gonzalo Higuain dan Ever Banega, gagal. Maka, Messi pun kembali dianggap dikutuk.

Ekspresi lesu Messi usai kalah di final Copa America 2015/CBS Sport
Ekspresi lesu Messi usai kalah di final Copa America 2015/CBS Sport
Bahkan, terkait kutukan itu, orang lantas mengungkit kembali kekalahan Argentina di final Copa America 2007 lalu. Ketika Argentina kalah 0-3 dari Brasil. Kala itu, Messi masih berusia 20 tahun dan main penuh di final. Momen itulah yang dianggap sebagai awal kutukan Messi di Timnas Argentina.  

Yakin Juara Tahun Ini

Toh, sekali lagi, saya meyakini tidak ada kutukan di sepak bola. Dan kiranya Messi juga percaya, penantian panjangnya untuk membawa Argentina jadi juara di turnamen akbar, bakal berakhir tahun ini. Ya, Messi percaya diri, Argentina bisa juara Copa America tahun ini. Sekaligus mengakhiri kerinduan 23 tahun rakyat Argentina pada hadirnya trofi.

Kali terakhir Argentina juara Copa America di tahun 1993 lewat kepahlawanan Gabriel Batistuta yang mencetak dua gol di final melawan Meksiko. Setelah itu, delapan edisi Copa America silih berganti, tetapi hanya berakhir pahit bagi Argentina. Diantaranya tiga kali kalah di final, 2004, 2007 dan  2015 lalu. Bahkan, ketika jadi tuan rumah pada 2011 lalu, Argentina out di perempat final usai kalah adu penalti dari Uruguay yang akhirnya bablas jadi juara. 

“Rasanya sudah terlalu lama, Argentina tidak memenangi gelar. Padahal tim ini sudah sangat dekat dengan Piala Dunia dan Copa America tahun lalu. Saya pikir kami pantas jadi jadi juara di turnamen penting seperti Copa,” ujar Messi dilansir Daily Mail.

Apa yang membuat Messi yakin Argentina bakal juara?

Tentu karena Argentina tampil di Copa America 2016 dengan tim yang tidak banyak berubah dari tim yang tampil di Piala Dunia 2014 dan Copa America 2015. Masih ada nama Angel Di Maria yang tampil apik di PSG. Ada Gonzalo Higuaian yang jadi pencetak gol terbanyak Liga Serie A Italia musim 2015/16. Juga penyerang yang ditakuti di Liga Inggris, Sergio Aguero.

Selain itu, venue Copa America 2016 yang digelar di Amerika Serikat (AS), disebut Messi sebagai tempat terbaik untuk memenangi Copa America. Messi acapkali main di AS di masa pramusim sebelum kompetisi bersama Barcelona bergulir. Dan ia selalu terkesan dengan stadion-stadion besar dan penonton di sana. Persis seperti Nou Camp, taman main nya di Barcelona. Apalagi, Messi juga digosipkan akan bermain di MLS (Liga Sepak Bola Amerika Serikat), kelak ketika dia beranjak tua dan meninggalkan Barcelona. “Ini Copa America spesial sebab dimainkan di Amerika Serikat, negara yang menurut saya unik. Ini tempat terbaik menggelar turnamen dengan stadion-stadion mengagumkan dan ada banyak orang datang ke stadion,” kata dia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun