Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Capital One Cup, Piala Pertama Klopp untuk Liverpool ?

27 Januari 2016   09:17 Diperbarui: 27 Januari 2016   09:50 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“20 Mei 1989. Lima pekan setelah tragedi maut Hillsborough yang menewaskan 96 fans Liverpool, suara Gerry Marsden--lead vocal Gerry & the Pacemakers--menyayat hati ribuan fans Liverpool yang memadati Stadion Wembley ketika menyanyikan antheme "You'll Never Walk Alone". Bahkan, fans Everton juga ikut larut. Mengenang bencana paling memilukan di sepak bola Inggris. Hening. Tidak ada keriuhan.

Namun, keheningan itu langsung pecah ketika Liverpool unggul cepat di menit keempat lewat gol John Aldridge. Berikutnya, yang terjadi malah sepi gol. Skor 1-0 itu sepertinya akan jadi hasil akhir laga. Tapi, semenit jelang laga bubar, Everton memperlihatkan semangat mereka untuk menolak kalah.

Gol pemain pengganti, Stuart McCall menggagalkan kemenangan Liverpool yang sudah di depan mata. Laga pun dilanjutkan ke masa perpanjangan waktu. Menit ke-95, Liverpool kembali unggul lewat gol Ian Rush. Tapi, di menit ke-102, kontrol bola dengan dada diakhiri sepakan voli McCall, kembali menaklukkan Bruce Grobbelaar-kiper Liverpool. Skor pun jadi 2-2. Tapi, dua menit kemudian, sebuah umpan silang (crossing) datar dari John Barnes, disambut sundulan Ian Rush dan kembali menggetarkan gawang Everton. Gol striker yang hidungnya mirip burung betet ini sekaligus menghentikan perlawanan Everton: 3-2 untuk Liverpool”.

Itulah rekaman final Piala FA 1989 antara Liverpool melawan Everton di Stadion Wembley. Salah satu final paling menegangkan dan “jual beli gol” di turnamen yang disebut-sebut tertua di dunia ini.

Dan, setelah berlalu hampir 27 tahun, kenangan itu kembali hidup. Liverpool dan Everton kembali berkesempatan bertemu di laga puncak. Derby Merseyside: Liverpool vs Everton di final Piala Liga (Capital One Cup) 2016. Mungkinkah?

Bukan sebuah kepongahan bila menyebut kemungkinan itu menjadi hal yang mungkin. Juga bukan sebuah lamunan terlarang bila mengandaikan Liverpool dan Everton tampil final Capital One Club 2016.

Nyatanya, skenario itu sudah berjalan separuh nyata. Pagi tadi, Liverpool sudah memegang tiket final lebih dulu. Lewat pertandingan 120 menit nan menegangkan yang sampai membuat pelatih Liverpool, Juergen Klopp ‘bersembunyi’ di balik punggung asisten nya, Liverpool unggul adu penalti 6-5 (agregat 1-1) atas Stoke City.

Bagaimana Everton? Di semifinal pertama, Si Biru dari Merseyside ini menang 2-1 atas Manchester City. Itu bekal bagus. Everton hanya butuh hasil imbang kala meladeni City di Manchester dini hari nanti. 

Juergen Klopp, termasuk satu (dari entah berapa banyak orang) yang meyakini final derby Mersyside itu akan kesampaian. Bisa jadi, itu sebuah harapan Klopp. Dia mungkin penasaran merasakan atmosfer derby Merseyside. Maklum, sejak teken kontrak sebagai pelatih Liverpool pada Oktober 2015 lalu, Klopp belum pernah menjadi saksi langsung duel salah satu derby terpanas di Inggris ini.

[caption caption="Juergen Klopp merayakan keberhasilan Liverpool tampil di final Capital One Cup/Daily Mal"][/caption]“Jika kami bertemu di final. Itu akan bagus bagi kota hebat seperti Liverpool. Dan itu akan sangat penting bagi LFC. Tampil di Wembley adalah salah satu hal terbaik yang bisa kalian capai di sepak bola. Apalagi bila bertemu Everton. itu menjadi rivalitas paling seru. Sebab, dalam banyak hal, kami merasakannya bersama-sama. Tapi di sepak bola, kami bermusuhan,” sambung Klopp.

Selama empat bulan tinggal di Liverpool sejak ditunjuk menggantikan Brendan Rodgers, Klopp sudah jatuh cinta pada kota markas nya The Beatles ini. Dia bercerita, senang bisa bertemu siapapun ketika tengah menikmati kota, termasuk kala bertemu fans Everton. Meski, Klopp menyebut fans Everton kerapkali menunjukkan wajah masam dan tidak bersahabat ketika bertemu dirinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun