Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Barca, "Mantan Cantik” yang Menyakitkan

20 Oktober 2016   08:27 Diperbarui: 20 Oktober 2016   09:56 1016
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: we.sportscn.com

Manakah yang lebih menyenangkan, datang ke Nou Camp--salah satu stadion sakral di Eropa--sebagai penonton pertandingan yang duduk manis di tribun, atau sebagai pelatih yang memimpin tim menantang sang pemilik stadion, FC Barcelona?

Bila pertanyaan itu diajukan kepada pria bernama Josep Guardiola i Sala, rasanya dia akan memilih menjadi penonton dibandingkan harus berada di pinggir lapangan Nou Camp. Betapa tidak, bila sekadar menjadi penonton, pria yang akrab dipanggil “Pep” ini bisa menikmati pertandingan dengan sebenar-benarnya. Bisa serius nonton. Tapi juga bisa tertawa lepas.

Pemandangan itu yang tersaji beberapa tahun lalu ketika Pep Guardiola duduk manis di tribun Nou Camp untuk menyaksikan laga Liga Champions antara Barcelona dan klub Inggris, Manchester City. Kala itu, Pep tengah menikmati masa non job setelah mundur dari Barcelona. Kamera media menangkap ekspresi Guardiola yang meletakkan dua tangan ke kepalanya tanda takjub ketika Lionel Messi berhasil “me-nutmeg” (melewatkan bola di sela kaki) James Milner.

Namun, ketika datang ke Nou Camp sebagai pelatih, Pep tidak pernah mendapatkan keceriaan seperti halnya kala jadi penonton. Kesempatan pertama datang tahun lalu. Kala itu, Pep yang melatih klub Jerman, Bayen Munchen, kalah telah 0-3 dari Barcelona di fase knock out musim lalu. Pep pun tertunduk lesu.  

Dan, dini hari tadi, Pep yang datang ke Nou Camp bersama klub baru nya, Manchester City, lagi-lagi harus pulang dengan sedih. City yang tengah memuncaki klasemen Liga Inggris hingga pekan kedelapan, nyatanya tak bisa apa-apa di Nou Camp. City yang oleh pers disebut sebagai “Barcelona yang main di Liga Inggris” merujuk pada beberapa pemain, staf pelatih dan jajaran direksi yang pernah bekerja di Barcelona dan kini ada di City, plus tampilan beberapa pemain nya yang berpostur mungil sehingga mirip Barca, ternyata sekadar “Barca KW” yang kualitas nya beda dengan yang asli. Ekspektasi bahwa City nya Pep Guardiola tidak akan kalah dengan mudah dari Barca seperti City era Manuel Pellegrini, ternyata tak terbukti. City takluk dengan skor mencolok, 0-4.

Dan, sang pemberi mimpi buruk bagi City nya Pep Guardiola adalah Lionel Messi. Tiga dari empat gol Barca dibikin oleh Messi. Pun, satu gol dari Neymar Jr, juga tercipta karena assist Messi. Si nomor 10 Barca yang begitu indah ketika ditonton dari tribun itu, kini bak menjadi monster mengerikan bagi Pep.

City sejatinya beberapa kali menghasilkan peluang. Seperti peluang Ilkay Gundogan dan Raheem Sterling di babak pertama. Juga Kevin de Bruyne di babak kedua. Tapi, ketika kiper Claudio Bravo gara-gara berusaha menangkap bola di luar kota kotak penalti setelah sepakan nya nyasar ke kaki Luis Suarez, musnah lah harapan City. Guardiola pun hanya bisa memegangi kepala sembari tertunduk.

Guardiola kembali tertunduk sekembali ke Nou Camp/Daily Mail
Guardiola kembali tertunduk sekembali ke Nou Camp/Daily Mail
Kekalahan itu seolah menutupi kenangan indah Pep bersama Barca selama empat tahun sejak musim 2008/09 silam. Di musim perdana nya, Pep langsung menikmati periode hebat: memborong semua trofi yang ada. Juara Liga Spanyol, Juara Piala Raja Spanyol (Copa del Rey), Juara Piala Super Spanyol, juara Liga Champions, Juara Piala Dunia Antar Klub dan juara Piala Super Spanyol dalam rentang setahun. Pencapaian yang bahkan tidak mampu dilakukan oleh Luis Enrique Martinez, pelatih Barca sekarang. Bersama Barca, Pep yang awalnya hanya pelatih tim akademi, lantas meroket menjadi salah satu pelatih papan atas Eropa.

Bagi Pep, Barca adalah mantan terindah nya. Mantan yang teramat cantik. Saking cantiknya, sang mantan itu rupanya hanya menyenangkan ketika dilihat. Namun, ketika harus kembali bertemu sang mantan, yang muncul justru rasa sakit. Sakit karena bertemu mantan yang masih menawan bersama orang lain itulah yang dialami Pep Guardiola. Dalam dua kali kesempatan pulang ke rumah mantan, Guardiola terus lara. Ya, Barca memang mantan yang menyakitkan bagi Guardiola.

Kabar bagusnya, pertandingan ini hanya terjadi di fase grup. Bukan di fase knock out seperti saat Pep di Bayern Munchen tahun lalu. Artinya, City belum tamat. Dari tiga pertandingan, City mengumpulkan 4 poin dan ada di posisi dua di bawah Barca ( 9 poin)

Masih ada peluang untuk lolos ke fase berikutnya. Di tiga pertandingan sisa, Manchester Biru akan menjamu Barcelona di Etihad Stadium pada 1 November nanti. Lantas, away ke Borussia Moenchengladbach (23/11) dan menjamu Glasgow Celtic (6/12) di laga sisa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun