Martinelli menjadi satu dari sembilan nama penyerang Brasil yang dibawa Tite. Dia menjadi pemain paling muda bersama Rodrygo (Real Madrid) yang sama-sama berusia 21 tahun.
Pemanggilan Martinelli ini cukup mengejutkan. Sebab, dia baru mencatat caps tiga kali bersama Selecao--julukan Brasil.
Ketika Brasil menjalani pertandingan uji coba terakhir di bulan September lalu ketika mengalahkan Ghana 3-0 dan Tunisia 5-1, Martinelli juga tidak dipanggil.
Namun, setelah membaca analisis dari pundit spesialis sepak bola Amerika Latin, Tim Vickery di Sky Sports siang tadi, saya jadi paham Tite memang sudah seharusnya memanggil anak ini.
Vickery menyebut tiga Gabriel asal Brasil yang bermain di Arsenal. Bek Gabriel Magalhaes dan striker Gabriel Jesus serta Gabriel Martinelli. Ketiganya tidak dipanggil di laga uji coba terakhir. Tapi, saat pengumuman tadi, hanya Magalhaes yang tidak masuk tim.
"Mereka tidak masuk di tim saat uji coba terakhir. Magalhaes tidak masuk karena Tite kurang suka padanya. Gabriel Jesus menurut saya pasti akan masuk. Sementara Gabriel Martinelli sepertinya membuat pelatih tidak bisa tidur nyenyak," ujar Tim Vickery.
Tim Vickery menyebut penampilan Martinelli bersama Arsenal, utamanya ketika membawa The Gunners menang 3-2 melawan Liverpool di Liga Inggris pada 9 Oktober lalu, yang akhirnya mengubah keputusan Tite. Di laga itu, Martinelli mencetak gol pembuka Arsenal dan membuat satu assist untuk gol kedua.
"Bulan lalu, saya tidak berpikir Martinelli akan masuk tim. Tapi, penampilannya di Arsenal dari pekan ke pekan nampak hebat. Itu memberi pilihan sulit bagi pelatih," ujarnya.
"Saya bersama pelatih (Tite) tiga pekan lalu setelah Arsenal mengalahkan Liverpool. Dan dalam pandangan pelatih, Martinelli adalah pemain terbaik di pertandingan itu," sambung Tim.
Ya, siapa mengira, Martinelli yang minim pengalaman, bisa masuk Timnas Brasil di Piala Dunia ketika di masa kualifikasi dan uji coba, namanya sangat jarang dipanggil. Apalagi, persaingan di lini serang Brasil sangat ketat.
Brasil tetaplah Brasil, negara sepak bola yang bocah-bocah di sana sejak kecil ingin menjadi penyerang seperti idola mereka, Ronaldo Nazario, Ronaldinho, hingga Neymar.