Bahkan, dalam ranking terkini FIFA, Curacao berada di peringkat ke-84 FIFA. Melihat peringkat tersebut sudah jelas Curacao merupakan lawan yang kuat bagi Indonesia yang saat ini berada di peringkat ke-155 FIFA.
Shin tae-yong panggil 23 pemain, di antaranya wajah baru
Fakta Curacao punya ranking FIFA yang lebih tinggi ketimbang Indonesia ini menjadi fakta menarik. Bahwa, pertandingan di Bandung pada malam nanti sepertinya bakal seru.
Pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong sudah menyiapkan timnya sejak Senin (19/9) lalu. Dia bahkan tidak libur. Sehari sebelumnya, pelatih asal Korea Selatan yang pernah mengalahkan Jerman di Piala Dunia 2018 ini sukses meloloskan tim Indonesia U-20 ke Piala Asia U-20.
Demi melakoni FIFA Match Day kali ini, Shin Tae-yong memanggil 23 pemain terbaiknya. Termasuk pemain-pemain yang bermain di luar negeri seperti Asnawi Mangkualam, Elkan Baggott, Pratama Arhan, Egy Maulana Vikri, Witan Sulaeman, dan Saddil Ramdani.
Coach STY juga memasukkan dua nama yang menjadi pilar tim Indonesia U-20 ke Timnas Indonesia senior, yakni bek asal Persija Jakarta, Muhammad Ferrari dan gelandang serang Persebaya, Marselino Ferdinan.
Keduanya memang menunjukkan penampilan matang. Bahkan, di Liga 1 musim 2022-23 ini, Ferrari dan Marselino sudah pernah terpilih sebagai "best young player of the week". Â
Coach STY juga memanggil beberapa nama yang sebelumnya jarang mendapat kesempatan, bahkan baru kali ini dipanggil seperti striker Persikabo 1973, Dimas Drajad dan penyerang PSM Makassar Muhammad Ramadhan Sanantha. Menarik ditunggu bagaimana kinerja dua penyerang lokal ini di lini depan.
Mereka akan berkolaborasi dengan pemain langganan Timnas di era Shin Tae-yong seperti kapten tim Fachrudin Aryanto asal Madura United, dua gelandang Persib, Rahmat Irianto, Ricky Kambuaya, ataupun gelandang Persija, Syahrian Abimanyu.
Ditanya perihal Timnas Curacao, Shin Tae-yong mengungkapkan tidak banyak tahu tentang kekuatan Curacao. Meski begitu, coach STY bisa mengorek keterangan perihal bocoran kekuatan Curacao dari salah satu pemainnya, yakni Marc Klok.
Pengalaman Klok yang pernah berkompetisi di Belanda dan negara Eropa lainnya, bisa menjadi kompas bagi rekan-rekannya.