Dilansir dari Soccerway, dalam rentang waktu 17 hari dari 1-17 September, Manchester City yang masih dilatih Pep Guardiola, akan melakoni enam pertandingan beruntun. Artinya, mereka turun bermain dalam rentang 2-3 hari. Â
Memang, bagi tim dengan skuad gemuk yang memilki tim inti dan tim pelapis di masing-masing posisi nyaris punya kualitas setara seperti Manchester City, jadwal ketat itu tidak akan terlalu terasa.
Sebab, Pep Guardiola tinggal mengatur rotasi pemain. Kapan memainkan pemain  dan kapan mengistirahatkan mereka, bisa diakali.
Namun, bagaimana dengan tim-tim yang pelatihnya cenderung hanya mengandalkan pemain andalan itu-itu dalam starting XI saja karena tuntutan selalu menang sehingga jarang melakukan rotasi pemain? Tentu dampaknya pada pemain.
Belum lagi bagi tim-tim yang krisis pemain karena tengah dihantam badai cedera pemain sehingga terpaksa bermain dengan pemain yang ada. Sebut saja Liverpool.
Pelatih Liverpool Jurgen Klopp kini tidak punya banyak pilihan karena ada 7 pemainnnya yang tengah menjalani pemulihan cedera. Di antaranya kapten tim Jordan Henderson, gelandang Naby Keita, Thiago Alcantara, Alex Oxlade-Chamberlain, juga bek tengah Ibrahima Konate.
Liverpool yang terseok-seok di awal musim Liga Inggris 2022-23, akan mengawali Liga Champions 2022-23 dengan away ke Italia menghadapi tuan rumah Napoli (7/9).
Big match dan grup neraka
Tapi, bagi penikmat dan pecinta sepak bola, jadwal ketat itu justru menjadi berkah. Sebab, kita akan disuguhi pertandingan-pertandingan seru yang digelar dalam waktu berdekatan.
Apalagi, potensi terjadinya pertandingan besar (big match) yang melibatkan dua tim raksasa  di fase grup Liga Champions ini sangat besar setelah babak undian menghasilkan beberapa grup panas. Bahkan grup neraka.
Yang paling menjadi sorotan adalah persaingan di Grup C. Di mana, tiga tim top Eropa yang pernah juara di kompetisi ini, berada dalam satu grup. Yakni Bayern Munich, Barcelona, dan Inter Milan. Plus, tim Rep.Ceko Viktoria Plzen.