Membeli furnitur untuk rumah tidak seperti ketika membeli makanan ringan di minimarket.
Ketika membeli makanan ringan di minimarket, kita tinggal ambil yang disuka lantas bayar di kasir. Namun, membeli furnitur tidak bisa seperti itu. Butuh banyak pertimbangan.
Kebanyakan orang akan mempertimbangkan faktor fungsi alias peruntukan furnitur yang dicari itu untuk kebutuhan di rumah. Ada pula yang mempertimbangkan material yang digunakan, hingga desain dan bentuknya.
Tentu saja, harga produk furnitur tersebut tidak lepas dari pertimbangan. Malah, bagi yang alokasi duitnya ngepas, tentu pertimbangannya akan lebih panjang ketika memilih furnitur yang akan dibeli.
Meski, sebenarnya banyak orang yang paham bahwa dalam produk furnitur, berlaku hukum "kualitas barang menyesuaikan harga barang". Kalau beli yang harganya murah meriah umumnya akan cepat rusak.
Bagi saya, pertimbangan utama ketika membeli furnitur kini bukan hanya soal fungsi ataupun harga. Tapi yang lebih utama adalah material yang tahan serangan rayap.
Ini karena pengalaman di rumah dalam lima tahun terakhir. Beberapa barang furnitur di rumah, rusak dan hancur secara perlahan karena jadi korban serangan rayap.
Pertama lemari baju yang terlambat diketahui, tahu-tahu bagian rak di paling bawah sudah digerogoti rayap.Â
Berikutnya lemari baju anak-anak berukuran lebar yang saya kira materialnya kuat karena cukup tebal. Ternyata juga tidak luput dari amuk rayap.
Dan terakhir, rak buku yang berada di ruang tamu, ternyata juga jadi korban serangan membabi buta ala rayap.
Bagian rak yang tengah yang berisikan tumpukan buku, kayu alasnya sampai terkoyak karena keganasan rayap. Tentu saja, beberapa buku dan majalah ikut jadi korban amuk rayap tersebut.
Dari Mana Rayap Masuk ke Rumah?
Namun, dampak yang paling parah dari serangan rayap adalah plafon dua kamar ambrol. Tanpa sadar, ternyata material yang dipakai untuk menempelkan plafon, masih dari kayu.
Meminjam kebiasaan orang Jawa, meski mendapat kesusahan, tapi masih bisa berpikir positif. Ya, untungnya, meski plafon kamar ambyar, tetapi tidak ada korban. Tinggal mengganti plafon dengan material galvalum.
Ketika lemari baju dan lemarinya anak-anak jadi korban serangan rayap, saya berpikir itu mungkin karena posisi rumah saya yang memang bersebelahan dengan lahan kosong.
Sudah hampir 12 tahun, lahan kosong itu tidak kunjung dibangun. Konon katanya tidak ada yang berminat membeli lahan tersebut dikarenakan mitos area 'tusuk sate'.
Pikir saya, karena kamarnya bersebelahan dengan tanah kosong yang ditumbuhi rumput bahkan tanaman liar, rayap pun jadi mudah menyusup masuk ke rumah.
Dari referensi yang saya baca, rayap dapat masuk ke rumah melalui kayu yang bersentuhan dengan rumah. Seperti dek, pintu, tumpukan kayu bakar, ataupun dahan pohon. Jenis rayap bawah tanah tertarik pada kelembaban.
Genangan air di sekitar pondasi rumah juga memungkinkan menarik perhatian rayap. Pendek kata, ketersediaan kayu dan tingkat kelembapan menjadi faktor utama yang menjadi penyebab rayap masuk ke rumah.
Namun, ketika rak buku yang berada di ruang tamu juga ikut menjadi korban padahal tidak berseberangan langsung dengan lahan kosong tersebut, asumsi itu seperti terbantahkan.
Dari mana masuknya rayap? Dari obrolan dengan istri, mungkin saja rayap bisa masuk ke rumah melalui celah nut (lem keramik) di keramik. Tapi kok ya jumlahnya se-pasukan? Kapan masuknya?
Merawat Furnitur dari Serangan Rayap
Sejak serangan beruntun rayap itu, material menjadi pertimbangan penting bagi saya ketika hendak membeli furnitur. Seperti rak buku yang baru saya beli, berbahan besi ringan dan dirakit sendiri ketika sampai di rumah.
Namun, meski diteror serangan rayap, bagaimanapun, tidak mungkin menghindari furnitur berbahan kayu.
Di rumah, masih ada beberapa furnitur berbahan kayu karena memang keberadaannya penting. Seperti lemari, meja belajar, bangku di dapur, hingga kursi mini untuk duduk santai dan terima tamu di teras rumah.
Ya, bagi saya, dengan adanya teror rayap, pilihannya bukan menghindari furnitur bermaterial kayu. Tapi lebih kepada bagaimana merawat furnitur itu dari serangan rayap.
Lalu, bagaimana cara efektif mengatasi rayap di furnitur kayu?
Melansir dari Kompas.com, ada beragam cara untuk mengatasi serangan rayap pada furnitur di rumah.Â
Salah satu cara adalah dengan rutin menjemur furnitur di bawah sinar matahari. Bahwa, rayap tumbuh subur dalam kondisi lembap dan gelap.Â
Nah, agar furnitur berbahan kayu di rumah terbebas dari rayap, menjemur di bawah sinar matahari selama dua sampai tiga hari terus-menerus bisa menjadi solusi.Â
Sebab, rayap tidak tahan panas dan mudah mati. Cara ni juga efektif untuk membantu menghilangkan kelembapan pada furnitur, sehingga mencegah serangan lebih lanjut.
Cara lainnya, kita bisa meracik cairan penangkal rayap yang bahannya mudah dan tidak berbahaya.Â
Seperti minyak jeruk dan minyak mimba yang merupakan dua bahan yang efektif untuk melumpuhkan rayap. Cairan ini bisa dituangkan atau disemprotkan ke area furnitur yang terkena rayap.
Dan yang tidak kalah penting tentu merawat rutin bahan furnitur di rumah. Seperti rutin membersihkannya setiap akhir pekan ataupun dua pekan sekali.
Dengan melakukan perawatan rutin, kita jadi tahu lebih dini ketika ada tanda-tanda serangan rayap mulai menggerogoti furnitur kesayangan di rumah. Sehingga, pencegahan bisa dilakukan. Jangan sampai rayap sudah lama menyerang tapi baru ketahuan.
Selain beberapa cara tersebut, sampeyan (Anda) mungkin malah sudah punya jurus ampuh lainnya untuk melindungi furnitur di rumah dari keganasan serangan sayap. Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H