Bagian rak yang tengah yang berisikan tumpukan buku, kayu alasnya sampai terkoyak karena keganasan rayap. Tentu saja, beberapa buku dan majalah ikut jadi korban amuk rayap tersebut.
Dari Mana Rayap Masuk ke Rumah?
Namun, dampak yang paling parah dari serangan rayap adalah plafon dua kamar ambrol. Tanpa sadar, ternyata material yang dipakai untuk menempelkan plafon, masih dari kayu.
Meminjam kebiasaan orang Jawa, meski mendapat kesusahan, tapi masih bisa berpikir positif. Ya, untungnya, meski plafon kamar ambyar, tetapi tidak ada korban. Tinggal mengganti plafon dengan material galvalum.
Ketika lemari baju dan lemarinya anak-anak jadi korban serangan rayap, saya berpikir itu mungkin karena posisi rumah saya yang memang bersebelahan dengan lahan kosong.
Sudah hampir 12 tahun, lahan kosong itu tidak kunjung dibangun. Konon katanya tidak ada yang berminat membeli lahan tersebut dikarenakan mitos area 'tusuk sate'.
Pikir saya, karena kamarnya bersebelahan dengan tanah kosong yang ditumbuhi rumput bahkan tanaman liar, rayap pun jadi mudah menyusup masuk ke rumah.
Dari referensi yang saya baca, rayap dapat masuk ke rumah melalui kayu yang bersentuhan dengan rumah. Seperti dek, pintu, tumpukan kayu bakar, ataupun dahan pohon. Jenis rayap bawah tanah tertarik pada kelembaban.
Genangan air di sekitar pondasi rumah juga memungkinkan menarik perhatian rayap. Pendek kata, ketersediaan kayu dan tingkat kelembapan menjadi faktor utama yang menjadi penyebab rayap masuk ke rumah.
Namun, ketika rak buku yang berada di ruang tamu juga ikut menjadi korban padahal tidak berseberangan langsung dengan lahan kosong tersebut, asumsi itu seperti terbantahkan.
Dari mana masuknya rayap? Dari obrolan dengan istri, mungkin saja rayap bisa masuk ke rumah melalui celah nut (lem keramik) di keramik. Tapi kok ya jumlahnya se-pasukan? Kapan masuknya?