Keberhasilan ganda putra Indonesia yang masih berusia muda, Muhammad Shohibul Fikri/Bagas Maulana, menjadi juara All England 2022, tidak lepas dari peran senior mereka di Pelatnas PBSI Cipayung.
Ya, Fikri (22 tahun) dan Bagas (23) tahun) beruntung memilik senior seperti Marcus Gideon dan Kevin Sanjaya, juga Hendra Setiawan dan Mohammad Ahsan.
Logika sederhananya, sebagai pemain muda yang minim pengalaman, mereka beruntung setiap hari berlatih di pelatnas bersama pemain-pemain senior kelas dunia.
Sebab, tidak hanya menyerap ilmu dan teknik bermain secara langsung dengan melihat seniornya bermain, mereka juga tahu kelebihan dan kebiasaan mainnya.
Terpenting, mereka juga ketularan etos kerja, semangat, dan juga mentalitas juara dari para senior yang sudah punya banyak gelar internasional.
Selebihnya, mereka hanya perlu berlatih keras meningkatkan ketahanan fisik dan mengasah skill kemampuan bermain.
Itu alasan yang menurut saya menjadi pendorong utama di balik sukses Fikri dan Bagas bisa menjadi juara All England di usia masih sangat muda.
Bahkan, mereka juara di usia lebih muda dari Hendra/Ahsan saat juara All England kali pertama di tahun 2014 ataupun Marcus/Kevin saat juara kali pertama di tahun 2017 silam.
Pesan dari The Daddies
Fikri dan Bagas semakin beruntung karena para seniornya itu tidak pelit untuk berbagi pesan baik. Pesan yang mengingatkan mereka. Maklum, sebagai anak muda, mereka butuh diingatkan agar tidak salah jalan.