Bila biasanya menjalani aktivitas yang disukai dan bertemu banyak orang, mendadak hanya rebahan di kamar. Selama beberapa hari harus beristirahat di rumah.
Tapi, lewat sakit, saya seperti diingatkan. Saya jadi bisa 'bercermin'.
Seperti fungsi cermin, saya bisa melihat diri saya. Melihat kembali apa yang sebenarnya keliru dari aktivitas yang telah saya jalani sehingga kemudian jatuh sakit.
Nah, setelah kembali ke masa sebelum sakit, saya bisa menemukan dua hal yang menyebabkan badan mendadak drop dan harus beristirahat.
Pertama, di tahun 2022 ini, sejak awal tahun, saya memang acapkali bekerja menulis melebihi 'jam kerja'. Lembur.
Meski, sebagai penulis lepas yang lebih banyak bekerja di rumah, saya sejatinya tidak punya jam kerja seperti orang-orang yang bekerja kantoran.
Namun, ketika hampir setiap hari bekerja menulis hingga tengah malam dan pagi hingga petang juga ada aktivitas lainnya, tentu itu masuk kategori lembur.
Ada beberapa target yang coba saya kejar. Pengharapan yang ingin saya wujudkan. Kadang, saking asyiknya bekerja, tidak terasa sudah berganti hari alias sudah lewat jam 12 malam.
Saya seperti lupa bahwa badan juga punya hak untuk beristirahat yang cukup.
Memang, badan tidak boleh dimanja. Tidak boleh sedikit bekerja tapi banyak bersantai. Sebab, hasil yang kita capai adalah gambaran dari apa yang kita kerjakan. Itu filosofi bekerja yang saya pegang.
Karenanya, kadang saya 'menertawakan' teori bahwa pola hidup sehat itu harus tidur malam tujuh-delapan jam. Menurut saya itu terlalu lama.