Alasan kedua, hasil semifinal pertama bagus bagi Timnas Indonesia sebagai bahan perenungan.
Timnas Indonesia, utamanya pemain yang turun langsung di pertandingan tadi malam, bisa melakukan introspeksi terhadap penampilan mereka.
Semisal introspeksi, mengapa tidak bisa mempertahankan keunggulan, mengapa beberapa peluang gagal menjadi gol, mengapa terlihat kurang sabar dalam mengatur permainan dan menyusun serangan.
Termasuk, mengapa pemain-pemain Singapura di babak kedua bisa cukup mudah menembus pertahanan Indonesia dan menciptakan beberapa peluang yang salah satunya menjadi gol.
Introspeksi dan perenungan tersebut tentu diharapkan akan berdampak bagus bagi penampilan pemain di semifinal kedua nanti.
Bahwa, Ricky Kambuaya dan kawan-kawan sudah belajar dari sejumlah kekurangan sehingga bisa tampil lebih oke di semifinal leg II. Toh, lawan yang dihadapi masih sama.
Alasan ketiga, bukan hanya pemain, tim pelatih, utamanya coach Shin Tae-yong.
Ya, pelatih juga bisa melakukan introspeksi dari semifinal leg I ini. Utamanya perihal keputusan pergantian pemain di babak kedua yang menjadi sorotan oleh warganet pendukung Timnas.
Sebab, di babak pertama, sepengamatan saya, lini tengah Indonesia sejatinya sudah mampu menguasai permainan, bahkan mampu mendikte Singapura. Pertahanan juga terlihat kokoh.
Singapura hanya mendapatkan satu peluang bagus lewat sundulan Safuwan Baharudin yang bisa diamankan kiper Nadeo Argawinata.
Lantas, di awal babak kedua, Shin Tae-yong melakukan dua pergantian sekaligus. Elkan Baggott mengisi posisi Rizky Ridho. Sementara Ezra Walian menggantikan Dedik Setiawan.