Bahkan, kala itu, di usia 19 tahun, mereka bisa meraih gelar di USA International. Gelar di turnamen BWF International Challenge itu menjadi gelar pertama mereka.
Dua tahun kemudian, tahun 2016, Hoki/Kobayashi jadi juara di Spanish International. Di final, mereka mengalahkan ganda Denmark, David Daugaard/ Mathias Chistiansen.
Menariknya, di tahun 2017, keduanya sempat bermain rangkap di ganda putra dan ganda campuran. Hoki bermain dengan Sayaka Hirota. Sementara Kobayashi berpasangan dengan Wakana Nagahara. Mereka cukup sukses.
Kobayashi/Nagahara bahkan mampu menjadi juara di US Open 2016. Adapun Hoki/Sayaka menjadi runner up di turnamen BWF Super Series Japan Open 2017. Di final, mereka dikalahkan ganda campuran top China, Wang Yilu/Huang Dongping.
Kolaborasi Hoki/Kobayashi mencapai puncaknya di tahun 2019.
Tampil di ajang tertinggi BWF World Championship (Kejuaraan Dunia) di Basel, Swiss, mereka bisa bablas ke final. Padahal, mereka 'hanya' unggulan ke-12.
Dalam perjalanan ke final, mereka mengalahkan dua ganda top China kala itu.
Unggulan 6, Han Chengkai/Zhouhaodong, mereka kalahkan di putaran III. Lalu, juara dunia 2017 dan mantan world number one, Li Junhui/Liu Yuchen mereka kalahkan di semifinal. Dua-duanya lewat kemenangan straight game.
Di perempat final, Hoki/Kobayashi juga mampu mengalahkan senior mereka, Takeshi Kamura/Keigo Sonoda lewat rubber game.
Namun, di final, mereka harus mengakui keunggulan ganda senior Indonesia, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan lewat rubber game, 23-25, 21-9, 15-21. Mereka dipaksa puas jadi runner-up.
Keberhasilan melaju ke final itu seharusnya menjadi branding yang tepat bagi mereka. Bahwa, Jepang punya satu lagi ganda putra top. Mereka bisa menjadi ancaman baru bagi siapa saja di nomor ganda putra.