Memang, perubahan skema itu tidak serta merta membuat MU bermain mengagumkan. Data statistik menunjukkan, MU kalah dari Tottenham dalam beberapa aspek.
MU kalah dalam hal penguasaan bola (ball possession), 41 persen berbanding 59 persen. Tottenham juga unggul dalam jumlah passing (umpan) maupun akurasi umpan.
Toh, apalah artinya semua aspek itu bila ternyata MU mampu menang besar, 3-0 di markas Tottenham. Hampir semua perubahan yang dilakukan Ole terlihat hasilnya.
Di lini pertahanan, keputusan memainkan Viktor Lindelof, Raphael Varane, dan Harry Maguire secara bersamaan membuat MU meraih clean sheet alias gawangnya tidak kemasukan gol.
Itu kali pertama MU meraih clean sheet sejak kemenangan 1-0 atas Wolverhampton pada 29 Agustus silam. Setelahnya, MU selalu kebobolan dalam enam pertandingan. Bahkan, jumlahnya parah, 13 gol.
Di lini serang, Tim Setan Merah juga tampak lebih hidup dibandingkan ketika melawan Liverpool.
Dua full back, Aaron Wan Bissaka dan Luke Shaw juga piawai bertahan dan aktif membantu serangan. Begitu juga trio gelandang, Scott McTominay, Fred, dan Bruno Fernandes. MU melakukan 14 kali shots dengan empat di antaranya on target.
Nah, yang menarik adalah kolaborasi Ronaldo dan Cavani. Sebenarnya, ada banyak fans MU yang menyuarakan di kolom komentar akun Instagram resmi MU agar dua penyerang kenyang pengalaman ini dimainkan bareng.
Dengan Ronaldo dan Cavani yang punya rasio gol tinggi dimainkan bareng, tentu akan memberikan ancaman lebih kepada lawan dibandingkan hanya memainkan Ronaldo seorang diri.
Itu terbukti di menit ke-64 ketika Cavani mencetak gol kedua MU. Penyerang asal Uruguay ini berlari meneruskan umpan Ronaldo. Tampak ada pengertian di antara keduanya.
Ronaldo tahu mengirim umpan seperti yang dimaui Cavani. Dia mendorong bola di sela bek-bek Tottenham yang lantas memudahkan Cavani untuk mencetak gol.