Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Raket Artikel Utama

Kabar Pahit dari Denmark Open dan Pelipur Lara dari Putri KW

25 Oktober 2021   00:43 Diperbarui: 26 Oktober 2021   07:20 1373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika Denmark Open mulai digelar pada 19 Oktober lalu, ada harapan pemain-pemain Indonesia akan membawa pulang gelar.

Sebab, Indonesia tampil dengan pemain-pemain terbaik di lima nomor yang dipertandingkan. Full team. Plus, semangat pemain yang tengah on fire usai menjadi juara Piala Thomas dua hari sebelumnya.

Yang terjadi, di final Denmark Open yang dimainkan Minggu (24/10) petang hingga malam, tidak ada satupun pemain Indonesia.

Ganda putra Marcus Gideon/Kevin Sanjaya yang jadi unggulan 1, tersingkir cepat di putaran II. Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan juga tereliminasi dini.

Tunggal putra, Anthony Sinisuka Ginting dan Jonatan Christie yang jadi harapan, terpaksa mundur karena cedera.

Harapan terakhir ada pada pasangan Praveen Jordan/Melati Daeva di ganda campuran. Toh, Praveen/Melati yang pernah juara Denmark Open tahun 2019, kali ini terhenti di semifinal. Gagal ke final.

Jepang borong tiga gelar

Denmark Open tahun ini sungguh berakhir pahit bagi pemain-pemain Indonesia. Termasuk bagi badminton lovers Indonesia yang hanya bisa menyaksikan pemain Jepang, China, dan Denmark menaiki podium juara.

Jepang menjadi 'juara umum' di Denmark Open 2021 usai meraih tiga gelar lewat tunggal putri Akane Yamaguchi, pasangan ganda putra Takuro Hoki/Yugo Kobayashi, dan pasangan ganda campuran, Yuta Watanabe/Arisa Higashino.

Yuta/Arisa yang tampil on fire, memang layak juara. Di final, mereka mengalahkan ganda campuran andalan Thailand, Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanachai 21-18. 21-9. Ganda Thailand inilah yang mengalahkan Praveen/Melati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun