Jonatan Christie belum genap berusia 5 tahun ketika Indonesia meraih Piala Thomas di Guangzhou, China, pada 2002 silam.
Ketika tim Piala Thomas Indonesia menang dramatis 3-2 atas Malaysia di final yang menjadi gelar ke-13 tapi lantas menciptakan kerinduan berkepanjangan.
Entah, Jonatan yang lahir pada 15 September 1997, Â apakah ikut menyaksikan momen final 19 Mei 2002 itu melalui layar kaca televisi bersama keluarganya.
Entah, apakah momen itu yang lantas membuatnya jatuh cinta pada bulutangkis, seperti halnya anak-anak Indonesia yang di masa lalu mendadak demam badminton ketika ajang Piala Thomas digelar.
Tapi yang jelas, Minggu (17/10) tadi malam, berselang 19 tahun kemudian, Jojo--panggilan Jonatan, menjadi pahlawan yang ikut mengantar Indonesia meraih Piala Thomas 2020.
Sebuah smash menyilang Jojo memungkasi perlawanan tunggal putra China, Li Shifeng. Dia menang rubber game 21-1, 18-21, 21-16.
Kemenangan Jojo itu membuat Indonesia unggul 3-0 atas China dan memastikan Indonesia meraih Piala Thomas ke-14.
Perihal kemenangan Indonesia atas China di final ke-20 di Piala Thomas itu, silahkan mengulik tulisan saya sebelumnya di sini.
Jojo sempat jadi sasaran nyinyiran warganet
Keberhasilan membawa Indonesia jadi juara Piala Thomas ini punya banyak makna bagi Jonatan. Ini tentang pembuktian. Tentang seni menjawab kritikan dan nyinyiran.
Sebelumnya, Jonatan memang menjadi sasaran kritikan.