Termasuk pasangan Malaysia, Aaron Chia/Soh Wooi Yik yang sebelumnya selalu kalah dalam enam pertemuan dengan Minnions, sudah bisa menang di Olimpiade lalu.
Benarkah komentar dari warganet itu?
Ah, namanya saja warganet. Mereka bisa berkomentar apa saja.
Bahkan mungkin ada yang tidak pernah merasakan bertanding bulutangkis di lapangan, tetapi hanya berbekal menonton pertandingan melalui layar kaca televisi, lantas mendadak jadi pakar bulutangkis.
Minnions kurang hoki di turnamen besar
Toh, terlepas apapun pernyataan warganet, sebenarnya itu merupakan harapan agar Marcus/Kevin bisa move on. Bangkit dan tampil hebat di turnamen berikutnya.
Bagaimanapun, terlepas dari prestasinya, Marcus dan Kevin juga manusia biasa yang memang punya keterbatasan. Salah satunya, mereka selama ini seolah kurang hoki bila tampil di turnamen besar.
Faktanya, meski lama menduduki ranking 1 dunia dan bolak-balik jadi juara di turnamen BWF World Tour (termasuk All England), tetapi Marcus dan Kevin belum pernah jadi juara dunia. Bahkan belum pernah merasakan tampil di final.
Di tiga penampilan mereka di Kejuaraan Dunia sejak tahun 2017, 2018, 2019, pencapaian maksimal adalah perempat final. Padahal, mereka jadi unggulan 1 di dua edisi terakhir.
Tahun 2019, Minnions terhenti di putaran kedua oleh ganda Korea, Choi Sol-gyu/Seo Seung-jae. Di 2018 terhenti di perempat final usai kalah dari ganda Jepang, Takeshi Kamura/Keigo Sonoda. Dan tahun 2017 juga tereliminasi di perempat final usai takluk dari ganda China, Chai Biao/Hong Wei.
Kurang hoki ketika tampil di turnamen besar itu ternyata juga terjadi di penampilan pertama mereka di Olimpiade di Tokyo.