Tapi, entah ada apa dengan penampilan mereka di perempat final Olimpiade ini. Penampilan mereka seolah bukan Marcus/Kevin yang kita kenal selama ini.
Tidak terlihat determinasi, pertahanan kokoh ala Marcus, dan juga kejelian Kevin dalam membaca arah bola dengan melakukan sergapan di depan net. Itu semua seolah lenyap.
Yang lebih sering terlihat adalah pertahanan yang tampak rapuh dan mengikuti pola main lawan. Ganda Malaysia juga beberapa kali mampu menempatkan shuttlecok di tempat yang kosong.
Plus, kesalahan demi kesalahan sendiri yang dilakukan Marcus dan Kevin seperti penempatan shuttlecock keluar ataupun menyangkut di net, memberikan poin gratis bagi ganda Malaysia.
Itulah yang terjadi di laga perempat final di Musashino Forest Sport Plaza di Tokyo. Ganda Malaysia ini nampak enjoy menekan Marcus/Kevin dan mendapatkan poin demi poin.
Di game pertama, Marcus/Kevin sepat tertinggal 2-8. Mereka sempat mampu mengejar skor jadi 7-8. Tapi, ganda Malaysia menutup interval pertama dengan keunggulan 8-11.
Bahkan, di interval kedua, Aaron/Soh semakin tak terbendung. Mereka unggul 17-10. Terlebih ketika service Marcus sempat dinyatakan fault pada angka 11-18. Ganda Malaysia akhirnya memenangi game pertama 21-14.
Di game kedua, Marcus/Kevin yang harus menang untuk memaksakan pertandingan rubber game, malah terus tertinggal. Mereka sempat tertinggal 4-8, 8-13, 10-14. Upaya Marcus/Kevin mengejar kembali diwarni service mereka di-fault empire pada skor 12-15.
Toh, Marcus/Kevin yang tak mau menyerah, mampu menyamakan skor 16-16.
Biasanya, di banyak pertandingan, bila sudah mampu mengejar ketertinggalan, itu merupakan momen membalik situasi bagi Marcus/Kevin. Mereka semakin bersemangat.
Namun, yang terjadi kali ini, ganda Malaysia malah mendapatkan empat poin beruntun dan unggul 16-20. Pada akhirnya, Marcus/Kevin takluk di angka 17-21. Ganda Malaysia-lah yang lolos ke semifinal.