Lionel Andres Messi baru berusia 6 tahun 10 hari saat Timnas Argentina meraih gelar Copa America 1993 di Ekuador.
Kala itu, dia mungkin tidak ikut menyaksikan langsung Argentina tampil di final yang digelar di Estadio Monumental di Kota Guayaquil, kota terbesar di Ekuador.
Namun, seperti warga dan anak-anak Argentina lainnya, Messi kecil pasti ikut merasakan euforia kemenangan negaranya di Copa America.
Saya malah membayangkan, keluarga Messi menggelar nonton bareng final di rumahnya. Dia ikut bersorak kegirangan ketika Gabriel Batistuta mencetak 2 gol kemenangan Argentina 2-1 atas Meksiko.
Itu gelar ke-14 Argentina di Copa America. Kala itu, Argentina merupakan negara di Amerika Latin yang paling sering juara di turnamen yang digelar tahun 1975 tersebut.
Namun, siapa sangka, itu merupakan gelar terakhir bagi Argentina. Selama itu, Uruguay bisa menambah gelar dua kali (1995 dan 2011). Kini, Uruguay-lah yang paling sering juara Copa America dengan 15 kali juara.
Ya, sejak juara 1993 itu, Argentina tidak mampu lagi mengangkat piala Copa America. Malah, mereka seolah selalu bernasib sial.
Dari 10 kali gelaran Copa America (setelah 1993), Tim Albiceleste--julukan Argentina ke final empat kali tapi selalu kalah.
Nasib pahit Argentina di Copa America itu juga dirasakan Messi. Dari mulai dirinya tampil perdana di Copa America, menjadi kapten tim, dan hingga kini usianya 33 tahun.
Messi sudah lima kali tampil di Copa America. Tapi, dia masih penasaran karena belum bisa mengangkat pialanya. Mungkinkah Copa America 2021 jadi akhir penantian Messi?