Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Inggris dan 4 "Keanehan" dalam Kemenangan atas Kroasia

14 Juni 2021   07:45 Diperbarui: 14 Juni 2021   07:53 524
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa kabar para peragu Timnas Inggris?

Di Euro 2020, tidak sedikit penggemar bola yang meragukan kiprah Inggris. Tim Tiga Singa--julukan Timnas Inggris, diragukan bisa meraih hasil bagus, seperti penampilan mereka di edisi Euro sebelumnya.

Toh, boleh saja mereka meragukan Inggris bakal bisa melangkah jauh di turnamen ini.

Namun, Inggris bisa tertawa di awal turnamen. Merujuk istilah di sana, Inggris "have the last laugh". Mereka sukses meraih hasil bagus dan membuat para peragu mereka gigit jari.

Ya, Inggris bisa mengawali Euro 2020 dengan senyuman usai mengalahkan Kroasia pada laga perdaa Grup D di Stadion Wembley, Minggu (13/6) malam.

Gol tunggal Raheem Sterling di babak kedua, cukup untuk membawa Inggris mengalahkan tim finalis Piala Dunia 2018 itu. Kemenangan Inggris atas Kroasia itu ternyata tidak biasa. Sebab, ada beberapa hal janggal dan aneh yang terjadi di lapangan.

Merujuk maknanya di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), janggal bermakna tidak biasa atau tidak menurut kebiasaan. Sementara aneh berarti tidak seperti yang biasa kita lihat.

Memangnya, apa saja keanehan yang terjadi dalam kemenangan Inggris itu?

Tak ada pemain Liverpool dan Manchester United di Starting XI

Sekira 45 menit jelang pertandingan, Pelatih Inggris, Gareth Southage merilis 11 pemain inti yang dipilihnya untuk bermain melawan Kroasia.

Rilis susunan pemain Inggris ala Southgate itu langsung menjadi pembicaraan di jagad media sosial. Baik di Eropa sana maupun di Indonesia. Sebab, starting XI itu dianggap aneh. Janggal.

Pasalnya, tidak ada satupun pemain Liverpool dan Manchester United dalam starting XI Inggris. Padahal, ada beberapa pemain dari dua tim sukses di Inggris itu yang dipanggil. Serta, mereka diyakini akan dipilih sebagai pemain inti.

Di antaranya bek kiri Luke Shaw, gelandang senior Jordan Henderson, dan penyerang Marcus Rasfhord. Tapi, ketiganya tidak ada yang bermain sejak menit awal.

Merujuk data dari Sky Sport, ini merupakan kali pertama sejak Euro 1992, tidak ada satupun pemain Liverpool dan Manchester United yang dimainkan sebagai pemain inti.

Di Euro sebelumnya, pemain kedua tim selalu jadi pilihan pelatih Inggris. Seperti di Euro 2016, Chris Smalling dan Wayne Rooney (Manchester United) serta Adam Lallana (Liverpool) dimainkan di laga pertama melawan Rusia.

Mungkinkah pilihan tidak menyertakan pemain Liverpool dan Manchester United itu akan dipermanenkan Southgate alais kembali dilakukan di laga berikutnya ? Monggo tanyakan pada Southgate.

Soutgate tidak memainkan bek kiri murni

Ini masih kelanjutan dari keanehan di poin pertama. Sebelum laga, fans bola berdebat perihal siapa yang pantas mengisi posisi bek kiri Inggris. Bahkan, perdebatan itu sudah memanas sebelum turnamen dimulai.

Mereka yang fan Manchester United lantang berucap bahwa Luke Shaw (25 tahun) yang tampil apik di Liga Inggris 2020/21 layak dipercaya jadi pemain inti.

Namun, fan Chelsea menyebut Ben Chilewell-lah (24 tahun) yang lebih layak dimainkan merujuk penampilan apiknya membawa Chelsea jadi juara Liga Champions.

Yang terjadi, Southgate ternyata tidak memilih keduanya. Justru, dia memainkan Kevin Trippier (30 tahun) yang aslinya bek kanan sebagai bek kiri.

Boleh jadi, keputusan Southgate itu didasari pertimbangan karena Trippier paham karakter bek kanan Kroasia, ime Vrsaljko yang berhadapan langsung. Sebab, keduanya rekan setim di Atletico Madrid.

Toh, apapun perdebatan itu, fan Inggris pastinya tidak terlalu mempermasalahkan keputusan Southgate. Karena Inggris menang. Kecuali bila gagal menang, barulah keputusan 'aneh' itu bakal disoal.

Inggris menang pertama kali di laga awal Euro

Kemenangan Inggris atas Kroasia tadi malam juga menjadi sebuah 'keanehan' yang menyenangkan bagi suporter Inggris. Kenapa aneh alias tidak biasa?

Sebab, ini merupakan untuk kali pertama, Inggris bisa menang di laga awal Euro, sepanjang partisipasi The Three Lions di Piala Eropa.

Ya, sejak tampil di Euro edisi 1968, baru kali ini Inggris bisa menang di laga perdana. Itu fakta yang mengherankan. Tapi, kenyataannya memang seperti itu.

Sebelumnya, dalam sembilan kali tampil di Euro, Inggris selalu gagal menang di pertandingan pertama. Ceritanya selalu sama. Bila nggak imbang ya kalah. Itu saja.

Seperti di Euro 2016 lalu, Inggris ditahan Rusia 1-1 di laga perdana. Begitu juga di Euro 2012, Inggris bermain 1-1 dengan Prancis. Di Euro 2000 dan 2004 malah langsung keok di laga perdana. Kalah 2-3 dari Portugal dan 1-2 dari Prancis.

Apakah kemenangan perdana Inggris di awal turnamen pada Euro edisi ke-10 ini merupakan pertanda bagus?

Fan Inggris tentu saja mengiyakan kemungkinan itu. Siapa tahu, hasil bagus di awal turnamen ini memang pertanda Inggris akan meraih piala Eropa untuk pertama kalinya.

Dan itu terjadi di rumah sendiri. Sebab, laga final memang akan digelar di Stadion Wembley pada 11 Juli mendatang.

Bila itu menjadi kenyataan, kita akan spontan berucap "It's coming home". Ya, Inggris, sang ibu sepak bola, akhirnya bisa memeluk 'anaknya' yang kembali pulang.

Gol 'janggal' Sterling

Raheem Sterling mencetak gol penentu kemenangan Inggris. Di menit ke-57, pemainlincah  asal Manchester City ini berhasil meneruskan umpan sodoran Kalvin Phillips.

Gol Sterling yang menjadi gol perdana Inggris di Euro 2020 ini juga sebuah kejanggalan. Tidak biasa. Sebab, itu merupakan gol pertamanya dalam 4 penampilan di Piala Eropa.

Bagi Sterling (25 tahun), ini merupakan Euro keduanya. Dia sudah tampil di Euro 2016 ketika usianya baru 21 tahun.

Kala itu, dia bahkan mendapatkan nomor punggung 7 yang dianggap 'sakral' di Inggris. Sterling diplot sebagai penyerang sayap kiri. Namun, dari tiga penampilan, dia sama sekali tidak mencetak gol.

Ternyata, Sterling sudah punya firasat akan mencetak gol di Euro 2020 ini. Utamanya karena bermain di Wembley.

"I always said that if I played at Wembley in a major tournament, i'm scoring," ujar Sterling kepada BBC.

Selain empat hal itu, apakah sampean (Anda) juga menemukan hal janggal lainnya dalam kemenangan Inggris atas Kroasia tadi malam.

Yang jelas, kemenangan atas Kroasia menjadi bekal bagus bagi Inggris untuk bersaing di Grup D yang terbilang berat. Sebab, empat tim di Grup D nyaris berimbang. Malam nanti, Skotlandia akan menghadapi Rep.Ceko di Glasgow.

Inggris akan kembali tampil melawan Skotlandia di pertandingan kedua Grup D pada 18 Juni mendatang.

Menarik ditunggu apakah Southgate akan kembali membuat keputusan aneh. Namun, seaneh apapun, selama Inggris menang, fan mereka pastinya tidak ambil pusing. Salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun