Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Batal Bertemu Rendang Sambal Goreng Ati, Masih Ada Kupang Lontong

19 Mei 2021   10:42 Diperbarui: 19 Mei 2021   10:44 420
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kupang lontong, makanan khas Sidoarjo yang enak dinikmati saat unjung-unjung Lebaran/Foto: IDN Times

Namun, untuk menikmati kuliner ini, saya tidak mau mengumbar keinginan makan. Sebab, paduan petis dan pedas, bila berlebihan bisa berakibat kurang bagus bagi perut.

Menikmati makanan Lebaran boleh, tapi tetap jaga kesehatan

Tidak ada larangan menikmati makanan Lebaran. Anggap saja bagian dari merayakan hari kemenangan dengan makan bersama keluarga. Terlebih bila bertujuan untuk menyenangkan tuan rumah yang sudah membuat masakan.

Namun, penting untuk tetap mengontrol keinginan makan selama Lebaran. Setelah berpuasa sebulan penuh, jangan menjadikan hari raya sebagai waktu untuk "balas dendam" meluapkan keinginan menyantap hidangan sebanyak mungkin.

Jangan kalap makan selama Lebaran. Makan secukupnya saja. Bukankah diri kita yang paling paham ketahanan fisik dan kapasitas perut alias level kekenyangan kita?

Sebab, bila kita kalap makan selama Lebaran, itu sama saja mengundang datangnya penyakit. Kolesterol bisa mendadak naik karena banyak makan makanan mengandung santan.

Asupan makanan yang asin dan berlemak tinggi juga bisa menyebabkan hipertensi. Lalu, menyantap kue manis dan minum-minuman manis, bila berlebihan akan membuat kadar gula  mendadak melonjak naik.

Setelah hampir seminggu berlebaran, setelah menyantap berbagai makanan Lebaran, Anda bisa merasakan sendiri.

Apakah kondisi tubuh Anda tetap sehat bugar? Ataukah malah merasakan gejala kadar kolesterol jahat di dalam tubuh sudah berlebih. Salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun