Bayangkan, hanya 8 kali! Itupun tidak selalu bermain penuh 90 menit. Itu jumlah yang sangat sedikit untuk pemain kenyang pengalaman sepertinya.
James benar-benar kesepian di Real. Dia merana. Dia merindukan masa lalunya ketika bermain setiap pekan bersama Porto maupun AS Monaco. Dua klub yang tidak setenar Real, tetapi dirinya sangat bahagia di sana.
Padahal, sepi dan kangen bila dibiarkan, bisa berbahaya. Persis seperti  yang ditulis penyair WS Rendra dalam puisinya berjudul "kangen".
Kau tak akan mengerti bagaimana kesepianku
Menghadapi kemerdekaan tanpa cinta
Membayangkan wajahmu adalah siksa
Kesepian adalah ketakutan dalam kelumpuhan
Apabila Aku dalam kangen dan sepi
Itulah berarti Aku tungku tanpa api
Sebenarnya, di masa awal datang di Madrid di musim 2014/15, James merasakan bahagia. Kala itu, Real Madrid dilatih Carlo Ancelotti. Dia percaya pada James. Dia memainkannya 29 kali di Liga Spanyol. James pun membayar kepercayaan itu dengan 13 gol yang ia ciptakan.
Ancelotti sudah seperti bapak bagi James. Ketika Ancelotti pindah ke Bayern Munchen di musim 2017/18, James diajaknya. Dua tahun dia bermain di Jerman.
Merana di Madrid, James Mengiyakan Panggilan Ancelotti