Sampean (Anda) yang rutin mengikuti perkembangan informasi dari Liga Inggris, pastinya paham. Bahwa, tim Guardiola mengalami masalah akut di lini pertahanan.
Petaka bagi City bermula ketika bek andalan asal Prancis, Aymeric Laporte mengalami cedera di pekan keempat saat melawan Brighton & Hove Albion pada 31 Agustus. Dia lantas absen bermain selama empat bulan.
Di pertandingan berikutnya, City kalah 2-3 dari Norwich. Itu kekalahan pertama mereka. Duet bek asal Inggris John Stones dan bek asal Argentina, Nicolas Otamendi tampil buruk.
Situasi itu membuat Guardiola kehilangan kesabaran pada Stones. Bek yang dibeli mahal dari Everton itu dicadangkan. Guardiola lantas menjalankan strategi darurat. Dia memainkan gelandang asal Brasil, Fernandinho sebagai bek tengah, menemani Otamendi.
Sempat tampil solid, tetapi kelemahan duet bek Amerika Latin itu terekspos jelas saat City kalah dari Wolverhampton (6/10) yang memiliki penyerang dengan kecepatan lari dan juga power.
Namun, Guardiola tidak bisa melakukan apa-apa selain tetap memainkan Otamendi dan Fernandinho. Sebab, Laporte masih cedera. Sementara di bangku cadangan hanya ada Stones dan bek Spanyol berusia 19 tahun, Eric Garcia.
Guardiola pun hanya bisa pasrah ketika lini belakang timnya jadi santapan empuk bagi Liverpool, Tottenham, Chelsea, dan Manchester United. Sementara Liverpool terus mendominasi.
Kini, City belajar dari kesalahan
Kegagalan di Liga Inggris musim lalu dikarenakan rapuhnya lini pertahanan dan terbatasnya pilihan pemain belakang itu menjadi pelajaran bagi Manchester City dan Guardiola.
Menyambut Liga Inggris musim 2020/21 yang akan dimulai pada akhir pekan ini, City langsung berbenah. Mereka kurang tertarik untuk mendatangkan penyerang. Mereka fokus mendatangkan bek.
Tengok saja aktivitas City di bursa transfer pemain menyambut musim 2020/21. Tiga dari lima pemain baru yang didapat Manchester City merupakan pemain bertahan.