Dua hari lagi, kompetisi Liga Inggris musim 2020/21 akan bergulir. Ya, Sabtu (12/9) nanti, perebutan gelar juara Premier League 2020/2121, sudah akan dimulai.
Merujuk pada dinamika yang terjadi di sana, utamanya aktivitas klub-klub top di bursa transfer pemain, tidak sulit menyebut Liga Inggris musim 2020/21 bakal berlangsung lebih ketat dari sebelumnya. Liverpool tidak akan lagi dibiarkan mendominasi seperti musim lalu.
Salah satu tim yang paling penasaran adalah Manchester City. Maklum, di Liga Inggris musim lalu, City yang diasuh Pep Guardiola, gagal mempertahankan gelar.
Ya, Liga Inggris musim 2019/20 memang berjalan menyebalkan bagi Manchester City. Sang juara bertahan harus merelakan trofi Premier League diambil Liverpool. Bahkan, Manchester City dipaksa menyaksikan dominasi Liverpool yang memang tampil superior.Â
Padahal, sepekan jelang bergulirnya Liga Inggris, City menaklukkan Liverpool di ajang Community Shield. Padahal, City mengawali Liga Inggris 2019/20 dengan kemenangan 5-0 atas West Ham United.
Namun, yang terjadi kemudian, City justru babak belur di liga. Bayangkan, mereka kalah sembilan kali. Itu jumlah kekalahan paling banyak yang dialami City sejak dilatih Pep Guardiola pada musim 2016/17.
Sulit dipahami. Bagaimana bisa, City yang mendominasi Liga Inggris di dua musim terakhir, kalah dari tim promosi Norwich City yang akhirnya terdegradasi. City bahkan kalah dua kali dari Wolverhampton Wanderers.
Anak asuh Guardiola juga takluk dari Southampton, Tottenham Hotspur, Chelsea, Liverpool, dan kalah dua kali dari tim sekota, Manchester United.
Padahal, sejelek-jeleknya penampilan Manchester City di musim perdana bersama Guardiola ketika mereka finish di peringkat, mereka hanya kalah enam kali.
City dan masalah di lini pertahanan
Apa yang salah dengan Manchester City di musim 2019/20 lalu?