Liverpool merayakan hari yang mereka tunggu selama 30 tahun dengan cara terbaik. Kamis (23/7/2020) dini hari tadi, Liverpool tampil selayaknya tim juara ketika mengalahkan Chelsea 5-3 di Anfield.
Usai laga thriller seru yang menghasilkan 8 gol itu, pelatih dan pemain Liverpool naik ke podium yang sudah disiapkan untuk menerima trofi juara Liga Inggris musim 2019/20. Menang besar di Anfield dan mengangkat trofi. Itu cerita yang diidamkan pendukung Liverpool.
Sebelumnya, beberapa media Inggris mengira pemain-pemain Liverpool bakal lebih bersemangat menunggu momen mengangkat trofi daripada bertanding melawan Chelsea.
Liverpool dianggap bakal "main aman" semisal bermain draw demi 'membalas budi' ke Chelsea agar lolos ke Liga Champions. Toh, Chelsea-lah yang dulu 'membantu' Liverpool juara Liga lebih cepat saat mengalahkan Manchester City.
Di website resmi klub, Pelatih Liverpool, Juergen Klopp sempat ditanya perihal kemungkinan itu. "On whether the trophy lift could be a distraction for the Chelsea game itself".
Lalu, apa jawaban Klopp? Klopp menyebut situasi bertanding lalu mengangkat trofi itu memang menjadi tantangan besar. Namun, dia tidak akan memberikan tekanan harus menang kepada anak asuhnya.
"Mereka semua tahu apa yang harus dilakukan. Mereka sudah dewasa. Mereka tahu akan lebih menyenangkan jika memenangi pertandingan dalam situasi seperti ini," ujar Klopp dikutip dari sini.
Penampilan super Liverpool membungkam para tukang nyinyir
Ucapan Klopp itulah yang terjadi. Liverpool tampil ganas. Mereka sempat unggul tiga gol. Naby Keita mencetak gol pertama di menit ke-23 lewat tendangan keras. Melihat gol pemain Guinea itu, fan Liverpool seolah sedang melihat jelmaan Steven Gerrard ikut bermain di laga itu. Â
Di menit ke-38, Trent Alexander-Arnold mencetak gol kedua lewat tendangan bebas melengkung indah. Ini gol free kick kedua Arnold dalam rentang waktu sebulan. Sebelumnya, dia melakukannya ke gawang Crystal Palace saat menang 4-0 pada 25 Juni lalu.
Melihat indahnya gol Arnold, bukan hanya fan Liverpool, publik Inggris pastinya ikut gembira. Sebab, tim Inggris kini punya penerus David Beckham dalam urusan menendang 'bola mati'.
Liverpool lalu menambah gol di menit ke-43 lewat Georginio Wijnaldum usai memaksimalkan bola liar. Babak pertama ditutup oleh gol Olivier Giroud yang membuat Chelsea memperkecil skor menjadi 3-1.
Di menit-menit berikutnya, gelandang serang Chelsea asal Amerika Serikat, Christian Pulisic, memberitahu publik bahwa dirinya memang calon pemain bintang di masa depan. Pulisic (21 tahun) membuat assist untuk gol Tammy Abraham di menit ke-61. Lantas, dia mencetak gol keren di menit ke-73.
Bisa menipiskan skor menjadi 4-3 membuat Chelsea termotivasi. Sebab, hasil imbang di Anfield akan bagus bagi ikhtiar mereka untuk lolos ke Liga Champions. Namun, enam menit jelang laga usai, Liverpool kembali menambah gol lewat Alex Oxlade-Chamberlain. Dan itulah akhir laga, Liverpool menang 5-3.
Beberapa pundit yang tampil sebagai komentator laga ini, menyebut itu salah satu penampilan terbaik Liverpool. Mereka juga menyebut laga ini salah satu yang terbaik di Liga Inggris 2019/20.
Penampilan super Liverpool itu juga membungkam para tukang nyinyir yang selama ini bawel mengomentari penampilan Si Merah selepas dipastikan juara Liga Inggris 2019/20.
Beberapa pekan lalu, pemain-pemain Liverpool dianggap berlebihan merayakan kepastian gelar sampai mabuk sehingga beberapa hari kemudian dihajar Manchester City 0-4. Mereka menyebut Liverpool bukan juara sejati. Ternyata di pekan berikutnya, City malah kalah dari Southampton.
Ketika di dua pertandingan sebelumnya, Liverpool hanya tampil minimalis saat ditahan Burnley di Anfield (11/7) dan kalah 1-2 dari Arsenal di London (16/7), para tukang nyinyir kembali beraksi.
Mereka menyebut Liverpool tidak akan bisa mencapai 100 poin yang artinya tidak akan mampu melewati rekor poin Manchester City di Liga Inggris saat jadi juara pada musim 2017/18. Ah, siapa pula yang peduli dengan rekor poin bila mereka telah meraih trofi yang sudah ditunggu-tunggu lama.
Hasil di Anfield membantu Manchester United
Di sisi lain, kemenangan Liverpool atas Chelsea itu memberikan keuntungan bagi Manchester United dalam persaingan memperebutkan 'tiket' lolos ke Liga Champions. Liverpool membantu United?
Sekadar informasi, Manchester United dan Chelsea kini tengah bersaing ketat bersama Leicester City untuk lolos ke Liga Champions musim depan.
Sebelum pertandingan, Sky Sports memang menampilkan wawancara daring mantan pemain Liverpool, Jose Enrique--yang kini menjadi pundit-- dengan beberapa fan Manchester United. Para pendukung United tanpa sungkan mengharapkan Liverpool mengalahkan Chelsea. Sebab, mereka tahu, kemenangan Liverpool akan bagus untuk United.
Sementara di waktu hampir bersamaan dengan laga di Anfield itu, Manchester United gagal memaksimalkan jadwal terakhir bermain di kandang. United hanya bermain 1-1 dengan tamunya, West Ham United.
Toh, dengan kemenangan Liverpool, hasil 1-1 itu cukup untuk membuat Manchester United naik ke peringkat tiga, menggeser Chelsea.
Tim Setan Merah memiliki poin yang sama dengan Chelsea, 63 poin. Namun, United unggul dalam selisih gol (surplus 28 gol) dari Chelsea (surplus 13). Liga Inggris memang lebih menomorsatukan produktivitas gol apabila ada tim yang memiliki poin sama di klasemen. Â
Meski begitu, persaingan ke Liga Champions belum usai. Bilapun Liverpool kali ini memberikan keuntungan ke United, itu hanya sementara. Sebab, penentuan siapa dua tim yang akan lolos ke Liga Champions untuk menyusul Liverpool dan Manchester City, akan ditentukan di pertandingan terakhir pada Minggu (26/7) nanti.
Menariknya, di laga terakhir, baik Chelsea dan United akan melakoni laga berat. United akan away ke Leicester City, tim peringkat 5 yang juga berpeluang lolos ke Liga Champions. Sementara Chelsea akan menjamu Wolverhampton, tim peringkat 6 yang mengincar lolos ke Europa League.
Bagaimana hitung-hitungan peluang?
Manchester United (63 poin) hanya butuh tidak kalah di markas Leicester (62 poin) bila ingin lolos ke Liga Champions. Ya, hasil imbang sudah cukup untuk membuat United finish di empat besar.
Bahkan, seandainya kalah dari Leicester, United masih berpeluang lolos. Dengan catatan, Chelsea (63 poin) juga kalah dari Wolverhampton. Tapi, bila United kalah alias Leicester menang dan Chelsea bisa meraih poin, maka Paul Pogba dkk yang gagal lolos.
Yang jelas, di laga terakhir yang menentukan, tentunya tidak bisa sebuah tim berharap kabar kejatuhan tim lain. Manchester United harus berjuang sendiri untuk lolos.
Apalagi, Chelsea pastinya juga tidak ingin membuang peluang lolos ke Liga Champions di kandang sendiri. Sebab, bila menang atas Wolves, maka Chelsea tak perlu menunggu hasil pertandingan lain. Dengan koleksi 66 poin, Chelsea dipastikan finish di empat besar.
Pendek kata, pekan terakhir Liga Inggris pada akhir pekan ini akan sangat mendebarkan bagi pendukung United, Chelsea, dan Leicester. Sebab, ketiganya masih punya peluang untuk lolos ke Liga Champions.
Nah, sampean (Anda) memprediksi siapa dua tim yang akan lolos mewakili Inggris ke Liga Champions 2020/21, mendampingi Liverpool dan Manchester City. Ah, jangan lupa berucap selamat untuk Liverpool. Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H