Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Memahami Marahnya Messi Kala Barca "Tersandung" di Markas Sevilla

20 Juni 2020   17:16 Diperbarui: 20 Juni 2020   17:12 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemain Sevilla, Diego Carlos men-tackle Lionel Messi di akhir babak pertama. Tackle inilah yang memicu keributan. Messi bereaksi keras dengan mendorong badan Diego. Tapi, Barcelona gagal menang dan hanya bermain 0-0 di markas Sevilla, Sabtu (20/6/2020) dini hari tadi/Foto: Marca


Harus menang di 11 pertandingan sisa bila ingin terus nyaman di puncak klasemen, Barcelona justru 'tersandung' di markas Sevilla. Melakoni pertandingan ketiga setelah Liga Spanyol di-restart akhir pekan lalu, Barcelona gagal menang.

I'Blaugrana--julukan Barcelona, hanya bermain 0-0 dengan tuan rumah Sevilla pada pekan ke-30 Liga Primera Spanyol, Sabtu (20/6/2020).

Entah kenapa, Barcelona yang di dua laga sebelumnya tampil ganas dengan mencetak setengah lusin gol, kali ini seperti kesulitan mencetak gol. Di dua laga sebelumnya, Barca menang 4-0 atas Real Mallorca dan 2-0 atas Leganes.

Namun, di Ramon Sanchez Pizjuan, Barca seperti kehilangan akal untuk menjebol gawang Sevilla. Padahal, Barca tampil menyerang dengan mengandalkan Lionel Messi dan Luis Suarez.

Insiden dorongan Messi di akhir babak pertama

Toh, bukan hasil 0-0 itu yang diulas besar-besaran oleh media Spanyol. Tapi, insiden panas yang terjadi di akhir babak pertama. Ketika mega bintang Barca, Lionel Messi mendadak marah dan mendorong pemain Sevilla hingga terjatuh.

Biasanya, kata marah yang melekat pada Messi, selama ini digunakan oleh media untuk menjelaskan penampilan heroik Pemain Terbaik Dunia ini. Semisal Messi marah, mengamuk, atau mengganas dengan menghujani gawang lawannya dengan gol-gol keren.

Namun, kali ini, kata marah itu sesuai seperti maknanya sebagai sifat. Bukan lagi makna ungkapan. Messi marah di lapangan. Bukan marah yang digambarkan lewat penampilan yang luar biasa.

Memang seperti apa kejadiannya?

Media Spanyol, Marca, mengisahkan insiden panas di akhir babak pertama itu lewat beberapa cuplikan foto. Tampak, pemain Sevilla, Diego Carlos mengangkat kaki terlalu tinggi ketika hendak menghentikan laju Messi yang men-dribble. Kakinya nyaris menghantam lutut Messi. Tayangan cuplikan pertandingan di channel Youtube juga menampilkan insiden ini.

Merasa diperlakukan kasar, Messi lantas melabrak Diego Carlos. Sembari protes ke Diego, kapten Barca ini lantas mendorong Diego yang baru bangkit. Sejurus kemudian, pemain asal Brasil berbadan gempal itu lalu terjerembab di lapangan.

Tentu saja, insiden itu memicu keributan. Mengundang pemain-pemain lainnya berdatangan. Lantas, berakhir dengan Sergio Busquets dan Fernando dihadiahi kartu kuning.

Insiden yang melibatkan Messi ini menjadi sorotan dan perdebatan di Spanyol. Tentu saja, lha wong Messi adalah ikonnya Liga Spanyol. Apapun yang dilakukannya, pasti mendapat sorotan.

Namun, kali ini, media Spanyol seperti, Marca, menyoroti mengapa Messi justru tidak mendapatkan hukuman (kartu) setelah mendorong Diego Carlos. Normalnya, aksi seperti itu, meskipun sebuah pembelaan, pemainnya dihadiahi kartu.

Marca menulis judul "Diego Carlos' tackle and Messi's push: Worthy of yellow or red cards?" yang terkesan provokatif dan mengajak pembacanya untuk berargumen. Meski, Marca juga menjelaskan bahwa aksi Messi itu dipicu ulah Diego.

Memang, wajar jika Messi bereaksi spontan seperti itu. Pemain mana yang tidak marah ketika ditekel lawan dengan kasar yang bisa berujung cedera parah. Dan itu yang dilakukan Messi. Dia membela diri. Dia terusik oleh ulah nakal pemain lawan.

Terlebih, tensi emosi Messi pastinya meninggi setelah sekian peluang yang didapat sepanjang babak pertama, tidak berujung gol. Ketika frustrasi mulai menghampiri, malah ditelek buruk oleh lawan. Belum lagi sentimen antara pemain Argentina dan Brasil.

Tentu saja, tekel Diego Carlos itu tidak dibenarkan. Terlepas apakah pemain 27 tahun itu tidak sengaja karena mengangkat kaki terlalu tinggi ketika mencoba menahan laju Messi, tetap saja itu pelanggaran.

Namun, reaksi Messi yang mendorong bek Sevilla tersebut, juga dinilai berlebihan. Malah, beberapa pihak menyindir Messi yang tidak mendapatkan hukuman kartu apapun karena insiden itu. Ya, wasit yang memimpin laga, Jose Gonzalez bahkan tidak memberinya kartu.

Wasit senior di Spanyol yang kini menjadi penasihat wasit, Andujar Oliver, ikut mengomentari insiden itu. Dia menepis anggapan bahwa Messi seharusnya dikirim ke luar lapangan ( dikartu merah). Namun, dia menyebut wasit seharusnya memberinya hukuman peringatan.

"Setidaknya kartu kuning," ujarnya di Radio MARCA, ketika ditanya apakah Messi seharusnya dihukum.

Dia juga menyesalkan reaksi Messi yang menurutnya berlebihan. "Messi seharusnya tidak mendorong Diego Carlos dan dia seharusnya tidak berlebihan dengan reaksinya," sambung Andujar seperti dikutip dari https://www.marca.com/en/football/barcelona/2020/06/19/5eed2a3646163f64708b456e.html .
 
Lalu, mengapa Messi tidak mendapatkan kartu kuning?

Silahkan ditanyakan ke wasit Jose Gonzalez yang memimpin laga itu. Namun, ada yang menyebut, Messi lolos dari hukuman karena terbantu imagenya sebagai good boy. Anak baik.

Warganet Indonesia yang melihat postingan ini di media sosial ikut berkomentar. Ada yang membandingkan bila yang mendorong Diego Carlos itu pemain yang menjadi langganan kartu seperti Sergio Ramos, pasti akan mendapatkan kartu.

Bahkan, menyebut Ramos, kita teringat insiden di final Liga Champions 2017. Ketika pemain Juventus, Juan Cuadrado, mendapat kartu kuning kedua dan diusir keluar lapangan hanya karena menyentuh Ramos yang lantas terjatuh.  

Messi mendadak lupa caranya menjebol gawang Sevilla

Tapi yang jelas, insiden itu tidak biasa bagi Messi. Apalagi, Messi acapkali jadi hero ketika menghadapi Sevilla.

Ya, Messi selama ini memiliki catatan bagus bila menghadapi klub asal kawasan Andalusia tersebut. Gawang Los Rojiblancos--julukan Sevilla, selama ini menjadi tim favoritnya Messi.

Melansir dari sportsmole.co.uk, sepanjang membela Barcelona, Messi telah bermain 36 kali melawan Sevilla. Dan, pemain 'dewa' asal Argentina ini sudah mencetak 33 gol dan membuat 16 assist seperti dikutip dari https://www.sportsmole.co.uk/football/barcelona/feature/lionel-messis-record-vs-sevilla_350901.html.

Bahkan, ada salah satu golnya ke gawang Sevilla, yang dicetak dengan melewati beberapa pemain lawan dari tengah lapangan. Itu menjadi salah satu gol terbaik yang pernah dicetak Messi.

Namun, dini hari tadi, Messi seakan lupa caranya mencetak gol ke gawang Sevilla. Celakanya, ketika Messi tengah 'amnesia gol', pemain-pemain Barca lainnya juga tidak mampu mencetak gol. Jadilah Barcelona hanya mampu bermain 0-0. Padahal, mereka butuh kemenangan.

Barcelona rawan tergusur dari puncak klasemen

Memang, tambahan satu poin dari markas Sevilla itu masih membuat Barcelona berada di puncak klasemen. Hingga pertandingan ke-30, Barcelona masih memimpin klasemen Liga Spanyol dengan 65 poin. Namun, Barca kini rawan tergusur.  
   
Real Madrid yang berada di peringkat dua, berpeluang melengserkan Barcelona dari puncak klasemen. Madrid yang baru bermain 29 kali, ada di peringkat 2 dengan 62 poin.

Nah, pada Minggu (21/6) malam waktu setempat, Madrid akan menghadapi tuan rumah Real Sociedad. Andai Madrid menang, poin mereka akan sama, 65 poin. Tapi, Madrid menang head to head dari Barca dalam dua pertemuan di musim ini (0-0 di Camp Nou dan menang 2-0 di Santiago Bernabeu).

Terlepas dari penampilan apik Real Madrid selepas restart Liga Spanyol yang mampu menang beruntun, tetapi tidak ada jaminan bahwa Madrid bisa menaklukkan Real Sociedad yang kini ada di peringkat enam.

Tapi memang, tersandungnya Barcelona di markas Sevilla, membuat perburuan gelar Liga Spanyol musim 2019/20 yang tinggal 8-9 pertandingan, semakin seru. Apalagi dibumbui insiden yang melibatkan sang superstar Liga Spanyol.

Nah, sampean (Anda) memilih Barcelona atau Real Madrid yang akan 'berpesta' di akhir musim.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun