Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Mo Salah, Ulang Tahun, dan Tiga Pelajaran Hidup

16 Juni 2020   08:58 Diperbarui: 16 Juni 2020   17:07 1400
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mohamed Salah kemarin genap berusia 28 tahun. Dari ulang tahun Salah, melihat kembali jejak kariernya, ada banyak pesan bagus yang bisa kita jadikan pelajaran dalam hidup/Foto: www.transfermarkt.com

Dalam hal mengurangi kejahatan rasial dan ras di Liga Premier Inggris, otoritas sepak bola Inggris rasanya berhutang kepada Mohamed Salah. Mereka perlu berterima kasih kepada Salah.

Akhir tahun lalu, sebuah laporan oleh Football Against Racism in Europe (Fare) menemukan bahwa penampilan apik Salah di Liverpool, telah secara signifikan mengurangi kejahatan rasial dan ras di Liga Premier Inggris.

Sebelumnya, penelitian Universitas Stanford dengan menggunakan 936 observasi kejahatan rasial bulan, 15 juta tweets dari penggemar sepak bola Inggris, dan eksperimen survei terhadap 8.060 penggemar Liverpool, menemukan bahwa kejahatan rasial anti-muslim turun 18,9% setelah Salah bergabung dengan Liverpool pada Juni 2017.

Bahkan, karena pengaruh pemain asal Mesir ini, tweet anti-muslim oleh penggemar Liverpool turun 50% dibandingkan dengan klub-klub besar Liga Premier lainnya.

Studi Universitas Stanford mencatat bahwa karakter ramah Salah selama bermain untuk Liverpool, telah membantu "memanusiakan" komunitas muslim di sana.

Salah dinilai telah menginspirasi banyak orang dengan sikapnya di lapangan melalui sepakbola. Setiap mencetak gol, Salah biasanya melakukan selebrasi berupa sujud syukur. Dia bahkan menginspirasi terciptanya sebuah lagu yang kerap dinyanyikan penggemar Liverpool.

Bukan hanya otoritas Premier League yang berhutang pada Salah. Liverpool, fans Liverpool dan kita yang jauh dari Liverpool maupun yang tidak mengenal sepak bola, juga 'berhutang' kebaikan pada Salah.

Berhutang dalam artian, dari karier sepak bola yang telah dijalani Salah, kita bisa belajar banyak hal. Dari karier Mo Salah, kita bisa bercermin untuk mengevaluasi diri agar tidak salah melangkah.

Move on dari kegagalan

Tahun 2019 lalu bak menjadi masa panen bagi karier Mo Salah di Liverpool. Liverpool dibawanya meraih juara Liga Champions, juara Piala Super (UEFA Super Cup), dan juara FIFA Club World Cup. Tahun ini, Liverpool juga on the way menjadi juara Liga Inggris.

Masa panen gelar itu bak menjadi wujud dari ungkapan habis gelap terbitlah terang bagi Liverpool. Utamanya bagi Salah. Dia mampu move on dari pengalaman paling pahit dalam kariernya.
 
Kita tahu, di musim sebelumnya, 2017/18, di Kiev, Salah dan Liverpool kalah di final Liga Champions dari klub Spanyol, Real Madrid. Final yang menyakitkan bagi Salah.

Dia hanya bermain setengah jam. Salah mengalami cedera pada bahunya setelah berebut bola dengan bek Real Madrid, Sergio Ramos. Ada yang bilang Salah yang penampilannya sedang bagus-bagusnya kala itu, memang sengaja dicederai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun