Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Sepak Bola Era New Normal, Benarkah Tim Tuan Rumah Kini Sulit Menang?

27 Mei 2020   06:44 Diperbarui: 27 Mei 2020   08:01 405
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selain itu, keberadaan suporter tuan rumah dengan teriakan dan yel-yel selama pertandingan, juga ampuh untuk mengkerdilkan nyali pemain-pemain tim lawan. Pendek kata, keberadaan suporter ikut mempengaruhi penampilan tim di lapangan.

Terlebih di Eropa yang stadion-stadionnya mampu menampung puluhan ribu suporter. Bahkan, tidak hanya soal jumlah, suporter itu juga loyal, kreatif, dan fanatik dalam mendukung timnya bermain.

Meski memang, di kompetisi sepak bola Eropa sana, selama ini tidak jarang tim tamu mampu meraih kemenangan ketika tampil away. Karena memang, kualitas permainan tim-lah yang paling menentukan. Tim yang hebat, tidak melulu menang di kandangnya sendiri. Mereka juga bisa menang di markas lawan.

Tapi, kenyataan tim-tim tuan rumah kini sulit menang sejak Bundesliga menerapkan era "new normal", menjadi fakta baru yang menarik di sepak bola Eropa. 

Menarik ditunggu, apakah tren tim tuan rumah sulit menang ini apakah juga menjadi bagian dari "new normal" di Bundesliga di era pandemi. Maksudnya, tim-tim tuan rumah kini masih beradaptasi bermain tanpa dukungan penonton di rumahnya sendiri. Nanti bila sudah beradaptasi, lama-lama juga terbiasa.

Juga menarik ditunggu, apakah jika nanti Liga Spanyol, Liga Italia, dan Liga Inggris dimulai kembali (rencananya pada akhir pekan pertama Juni nanti), tren tim tuan rumah sulit menang di Bundesliga Jerman ini juga akan "menular" seperti wabah virus.  

Tapi yang jelas, dengan kemenangan Bayern atas Dortmund dini hari tadi, siapa juara Bundesliga musim 2018/19 sudah mulai terlihat. Sebab, Bayern kini memimpin klasemen (64 poin) dengan keunggulan 7 poin dari Dortmund (57 poin) di peringkat dua.

Dengan Bundesliga masih menyisakan enam pertandingan, Bayern kini butuh empat kemenangan lagi untuk mengunci gelar. Bahkan, hitung-hitungannya bisa lebih cepat bila Dortmund "terpeleset" di enam laga sisa.

Bila Bayern kembali juara, maka tim kaya raya ini akan menjadi juara Bundesliga delapan kali beruntun. Itu rekor yang rasanya akan sulit disamai oleh tim manapun di Jerman. Sebelumnya, Bayern terus juara sejak musim 2012/13 yang menjadi bukti dominasi mereka.

Bila begitu, suporter Dortmund dan mungkin fans klub-klub Jerman yang anti-Bayern, pasti merindukan Jurgen Klopp. Sebab, Klopp-lah, orang terakhir yang bisa mematahkan dominasi Bayern ketika membawa Dortmund juara beruntun di tahun 2011 dan 2012. Atau, siapa tahu bakal muncul "Klopp baru" di Bundesliga. Salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun