Perlukah memberikan kado Lebaran di hari kemenangan?
Sebagai seorang ayah yang memiliki dua anak, saya menjawab perlu. Meski mungkin ada yang berseberangan pendapat dengan saya.
Dulu, semasa kecil, saya pernah merasakan betapa menyenangkan ketika Lebaran datang. Sebab, saya mendapat banyak kado Lebaran. Juga hadiah berupa uang.
Bukan dari orang tua. Tapi dari orang-orang yang merasa peduli, atau mungkin kasihan kepada bocah yang menjadi anak yatim piatu sejak kecil. Termasuk juga dari "orang tua" kedua saya.
Karenanya, kini, saya pun senang bila memberikan kado Lebaran untuk kedua anak saya. Namun, bukan sekadar kado. Tapi, sebuah hadiah yang dibuat berdasarkan 'perjanjian' antara ayah dan anak.
Bahwa, bila mereka bisa berpuasa penuh selama Ramadan, maka saya akan memberi mereka hadiah. Bisa baju Lebaran. Atau juga keperluan untuk sekolah semisal tas atau sepatu baru. Namun, kami lebih sepakat baju baru untuk Lebaran.
Nah, di masa pandemi seperti sekarang, untuk belanja kado Lebaran, tentunya akan lebih aman bila berbelanja secara online alias daring. Sebab, kita tidak perlu keluar rumah dan juga minimal berinteraksi dengan orang lain. Barang yang kita pesan tinggal dikirim ke rumah.
Namun, saya lebih senang berbelanja secara offline alias belanja langsung. Penyebabnya, ada tetangga yang kebetulan membuka usaha jualan baju di rumahnya.
Jadi, saya lebih memilih untuk membeli kado Lebaran di tetangga. Baik membeli baju Lebaran untuk anak-anak maupun baju Lebaran untuk istri.
Membeli kado Lebaran di tetangga menurut saya memiliki banyak keuntungan. Pertama, tidak perlu pergi jauh-jauh karena tinggal berjalan kaki untuk datang ke rumahnya.
Kedua, saya bisa melihat langsung barangnya. Berbeda dengan belanja online yang terkadang kita mendapati barang yang berbeda dari yang kita pesan. Artinya barang tidak sesuai dengan gambarnya.